Taliban Tidak Ingin Wanita Terlibat Urusan Pememerintah : Tugas Mereka Mendidik Anak Berdasarkan Etika Islam

13 September 2021, 17:25 WIB
Taliban melarang perempuan Afghanistan untuk menjadi Menteri di pemerintahan mereka dan menyebut tugas perempuan hanya melahirkan. /Al Jazeera

 

Portalbangkabelitung.com-Taliban menyatakan bahwa mereka tidak ingin para wanita terlibat urusan pemerintahan.

Taliban tak ingin wanita terlibat dalam urusan pemerintahan Afganistan karena tugas mereka adalah hanya melahirkan generasi baru Afganistan, dan mendidik mereka berdasarkan aturan Islam.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com bahwa Syed Zekrullah Hashmi selaku juru bicara Taliban menuturkan tugas perempuan bukanlah untuk berada di pemerintahan suatu negara seperti Afganistan.

Baca Juga: 10 Tips Memilih Istri Idaman, Ini Rahasianya!

"Perempuan Afganistan adalah mereka yang melahirkan generasi Afganisatan. Mendidik mereka dengan etika berdasarkan Islam," ujar Hashmi

"Perempuan tidak bisa bekerja memimpin kementrian. Hal itu seperti Anda menaruh sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul di leher mereka," tuturnya.

Dari pernyataan itu sangat jelas sekali bahwa para perempuan tidak boleh berada di kabinet pemerintahan Afganistan.

Baca Juga: 6 Tips Jitu Menambah Berat Badan Ideal, Cepat dan Alami!

Apalagi saat ia mengetahui aksi demo protes yang dilakukan oleh para wanita Afganistan beberapa waktu silam.

Sehingga membuat Hashmi bereaksi bahwa hal tersebut tidak mencerminkan citra seorang perempuan Afganistan. 

Pada saat pembentukan 33 anggota kabinet yang dilakukan oleh Taliban. Terlihat dengan jelas sekali, bahwa yang terlibat hanyalah veteran dari Taliban saja.

Baca Juga: 15 Tips Kulit Putih Alami Tanpa Sckincare, Ini Rahasianya!

Dan saat itu tidak satupun seorang wanita yang ikut bergabung, atau memberikan suara mereka pada pembentukan kabinet tersebut.

Taliban juga sudah menjajikan perlindungan dan hak-hak perempuan sejak hari kemerdekaan mereka yang jatuh pada tanggal 19 Agustus 2021 lalu.

Perlindungan dan hak mereka tersebut adalah bahwa wanita Afganistan diperbolehkan melanjutkan pendidikan mereka di universitas dengan wajib memakai pakaian syariah Islam.

Baca Juga: 10 Tips Agar Selalu Sehat di Masa Pandemi Covid-19

Ditambah lagi untuk ruang belajar mereka wajib terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut diinformasikan langsung oleh Abdul Baqi Haqqani selaku menteri pendidikan Taliban yang baru.***

 

 

 

Editor: Dea Megaputri

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler