“Bagaimana seorang wanita bisa benar-benar berbaur atau mendapatkan pekerjaan jika wajahnya tertutupi?” tanyanya.
Nekkaz mengatakan jika saat ini Prancis tidak akan meminta denda lagi pada wanita bercadar karena dia akan langsung membayarnya tapi lebih memilih menginterogasi wanita tersebut.
“Mereka menginterogasi para wanita ini, menanyakan siapa orang tua mereka, apakah mereka bekerja, apakah mereka dipaksa untuk mengenakan cadar oleh suami mereka,” tuturnya.
Namun, tindakannya yang banyak menolong wanita dalam membayar denda telah dikritik oleh beberapa pihak karena dianggap telah mengeksploitasi situasi demi keuntungan pribadi agar dirinya bisa mencalonkan diri menjadi presiden dari jalur independen.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Pangadaran.com dengan judul "Bertekad Bayar Denda Wanita Muslim Bercadar di Seluruh Dunia, Pengusaha Prancis Ini Siapkan Rp16,7 M" yang tayang pada 13 November 2020***(Pikiran Rakyat Pangadaran/Mela Puspita)