Demi Berantas Masalah Mental, Jepang Bentuk 'Kementrian Kesepian'

- 21 Februari 2021, 21:12 WIB
Ilustrasi percobaan bunuh diri
Ilustrasi percobaan bunuh diri /Pixabay.com

Portalbangkabelitung.com – Pandemi COVID-19 terang-terangan memberikan dampak di segala bidang kehidupan manusia. 

Selain dampak kesehatan fisik, kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19 pun tak luput dari perhatian.

Ternyata, negara Jepang merupakan salah satu negara yang terkena dampak fatal dari masalah kesehatan mental ini.

Baca Juga: Mau Gowes? Kenali Dulu 'cyclist's palsy' dan Tips Untuk Mencegahnya

 

Sejak Jepang membuat aturan isolasi mandiri untuk warganya, hal itu malah menjadi penyebab masalah baru bagi negara ini.

Bagaimana tidak, banyak warga Jepang yang merasa kesepian, stres, depresi hingga berujung bunuh diri akibat merasakan isolasi yang cukup panjang sejak adanya aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jepang.

Dilansir dari Nikkei Asia, Jumat 20 Februari 2021, tingkat bunuh diri di Jepang menunjukkan tren yang meningkat signifikan dalam 11 tahun terakhir, apalagi saat pandemi seperti ini.

Baca Juga: Kapal Ferry KMP Bili Terguling, Kepala KSOP: Tidak Ada Korban Jiwa, Ada Luka Ringan

Melihat permasalahan baru akibat pandemi tersebut, Pemerintah Jepang telah membentuk Kementerian Kesepian dan memiliki seorang Menteri Kesepian untuk mengatasi persoalan ini.

Melalui Perdana Menteri Yoshihide Suga, Pemerintah Jepang menunjuk Tetsushi Sakamoto untuk menjabat sebagai Menteri Kesepian. Penunjukan itu dilakukan pada Jumat, 12 Februari 2021.

"Banyak warga khususnya wanita merasa tidak nyaman dengan isolasi mandiri dan menyebabkan kesepian hingga mereka bunuh diri, saya ingin anda mengendalikan masalah itu dan membuat strategi yang komprehensif,” ucap Suga kepada Sakamoto, yang dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu 20 Februari 2021.

Baca Juga: Waspada! Aplikasi Deepfake Dapat Buat Wajahmu Jadi Pelaku Pornografi

Menurut Suga, kasus bunuh diri di kalangan wanita meningkat untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir menjadi 6.976 kasus.

"Saya berencana untuk mempromosikan kegiatan yang mencegah kesepian serta melindungi hubungan antara orang-orang," kata Sakamoto dalam sebuah konferensi pers.

Selain mengangkat Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Kesepian, Perdana Menteri Suga juga berharap agar tren bunuh diri di Jepang bisa turun dengan signifikan.

Baca Juga: 21 Februari 2021, Selamat Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Yuk, Simak Sejarahnya!

Cara agar menurunnya angka bunuh diri di Jepang dengan cara membentuk forum darurat yang dapat menghasilkan solusi dari permasalahan tersebut.

Menurut Suga, pandemi hanya memperburuk keadaan yang menyebabkan kesepian dan berujung pada kemiskinan, anti sosial, hingga bunuh diri.

Adanya aturan untuk tinggal di rumah dan menghindari situasi keramaian menyebabkan berbagai masalah, hal itu terpaksa dilakukan agar tidak menyebabkan lebih banyak korban akibat Covid-19.

Baca Juga: Bingung Mau Bisnis Apa? Berikut Bisnis yang Masih Jarang di Indonesia

Cara untuk mengatasi kesepian akibat pandemi seperti ini juga sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Inggris pada 2018, namun negara tersebut hanya memfokuskan perhatian menterinya untuk bertugas mengawasi para lansia saja. Berbeda dengan Jepang yang fokus mengawasi seluruh kalangan umur.

Pemerintah Jepang masih merencanakan langkah khusus untuk mengatasi persoalan tersebut, mereka berniat untuk melihat cara Inggris dalam upaya yang pernah dilakukan dengan menerbitkan "strategi kesepian”.

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat Indramayu dengan judul "Banyak Warganya Kesepian lalu Bunuh Diri, Pemerintah Jepang Bentuk 'Kementerian Kesepian'" pada Sabtu, 20 Februari 2021.

***(Pikiran Rakyat Indramayu/Agung Matius Simanjuntak)

Editor: Abdul Fakih

Sumber: Pikiran Rakyat Indramayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah