10 Juta Dolar AS, Dana dari Jepang dan UNHCR Untuk Bantu Rohingya

- 3 Maret 2021, 19:56 WIB
Ilustrasi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar./
Ilustrasi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar./ /Antara/Rahmad

"Area Teknaf di Cox's Bazar telah menghadapi tantangan dalam memastikan akses yang aman ke air bagi penduduk lokal selama bertahun-tahun. Situasi menjadi lebih menantang setelah masuknya Rohingya yang terpaksa melarikan diri dari Myanmar dalam beberapa tahun terakhir," kata pernyataan itu seperti dikutip oleh Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com 

Kontribusi tersebut akan membantu menstabilkan pasokan air dan meningkatkan kondisi kehidupan kedua komunitas.

Baca Juga: Dianggap Bawa Bibit Penyakit, Tiongkok Larang Impor Nanas dari Taiwan

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Jepang untuk Bangladesh Ito Naoki dan Asisten Perwakilan UNHCR Bangladesh Kashiwa Fumiko di kantor UNHCR di Dhaka.

Proyek ini akan dilaksanakan selama tiga tahun dan dilaksanakan dalam kerja sama erat dengan dan di bawah bimbingan dan kepemimpinan pemerintah Bangladesh.

"Ketika masuknya pengungsi dimulai pada Agustus 2017, komunitas lokal Bangladesh di wilayah Teknaf dan Ukhiya adalah yang pertama merespons, menyediakan tempat berlindung, makanan dan air bagi mereka yang terpaksa mengungsi," ujar Fumiko.

Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Ini Diputuskan Bersalah Atas Kasus Suap

Kashiwa mengatakan UNHCR, dengan dukungan pemerintah Jepang, berkomitmen untuk mendukung komunitas tuan rumah serta populasi Rohingya yang membutuhkan bantuan kemanusiaan lanjutan.

"Baik komunitas tuan rumah maupun pengungsi akan mendapatkan keuntungan dari proyek ini. Bantuan kemanusiaan Jepang untuk penerima bantuan ini telah mencapai 140 juta dolar AS, dan Jepang akan melanjutkan dukungannya ke Bangladesh dalam mencapai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ucap Naoki.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas minoritas pada Agustus 2017.

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x