Ia juga mengatakan, akan tetapi jika pihaknya dapat lebih memahami bagaimana virus berinteraksi dengan golongan darah pada manusia, ia juga mungkin dapat menemukan obat-obatan baru atau sebagai metode pencegahan.
Baca Juga: Ngeri! Taj Mahal Dapat Ancaman Pengeboman
Karena berdasarkan pengamatan mereka, tim berusaha untuk menentukan apakah ada preferensi pengikatan serupa untuk RBD SARS-CoV, virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS).
Kendati demikian, dr. Stowell menyampaikan bahwa meskipun susunan virus berbeda, SARS-CoV RBD menunjukkan preferensi yang sama untuk mengikat antigen grup A pada sel pernapasan. Kemudian studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal Blood Advances.
“Pengamatan kami bukan satu-satunya mekanisme yang bertanggung jawab atas apa yang kami lihat secara klinis, tetapi dapat menjelaskan beberapa pengaruh golongan darah pada infeksi Covid-19.” Kata Dr Stowell.
Baca Juga: Harapan Baru Bagi Para Penderita HIV/AIDS, Ditemukan Kelompok Orang yang Kebal Alami
Sebelumnya, salah satu peneliti di China juga menghasilkan sebuah studi yang dilakukan pada 2.173 pasien Corona di Wuhan dan Shenzen, dan melaporkan golongan darah A lebih rentan terhadap Covid-19 dibandingkan dengan golongan darah tipe lain.
Kemudian dalam studi yang diterbitkan di MedRxiv.org pada 11 Maret itu, dilaporkan 206 pasien yang meninggal di Wuhan karena Covid-19, 85 orang di antaranya memiliki golongan darah A.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Studi Baru: Orang dengan Golongan Darah Berikut Berisiko Lebih Besar Tertular Covid-19" yang tayang pada 4 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Nurul Khadijah)