Myanmar Makin Memanas, Dokter dan Perawat Memutuskan Turun ke Jalan

- 22 Maret 2021, 14:08 WIB
Seorang pekerja medis mengenakan pita merah selama protes menentang kudeta yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Rumah Sakit Umum Yangon, di Yangon, Myanmar, 3 Februari.
Seorang pekerja medis mengenakan pita merah selama protes menentang kudeta yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Rumah Sakit Umum Yangon, di Yangon, Myanmar, 3 Februari. /Reuters/

Portalbangkabelitung.com - Dinamika perpolitikan di Myanmar masih terus berlangsung hingga saat ini, aksi unjuk rasa terus terjadi.

Aksi unjuk rasa yang terus terjadi telah menewaskan banyak orang, ribuan orang pun menjadi korban penculikan militer Myanmar.

Saat ini situasi di Myanmar makin memanas, pasukan keamanan makin kejam dalam menghadapi parra demonstran.

Baca Juga: Tidak ada Alasan yang Diberikan Untuk Penarikan dalam Lembaran Berita Resmi

Pasukan keamanan gunakan kekuatan mematikan menggunakan peluru tajam, gas air mata hingga peluru karet ditembakkan dalam upaya menghentikan demonstrasi.

Situasi panas memakan banyak korban, para dokter dan perawat memutuskan turun ke jalan, berunjuk rasa pada Minggu 21 Maret 2021.

Para dokter dan perawat menuntut aksi damai, kekerasan para militer telah gagal menghalangi mereka untuk tetap turun berunjuk rasa.

Baca Juga: Para Duta Besar Negara Mengharapkan Perdana Menteri Pakistan Segera Pulih dari Virus Covid-19

Dengan mengenakan topi dan mengacungkan poster Aung San Suu Kyi mereka berbaris melalui Maladay, keta dan ibu kota budaya terbesar kedua di Myanmar.

Mandalay telah menjadi tempat banyak terjadinya kekerasan terburuk dari polisi dan pasukan sejak kudeta.

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x