22 Warga Sipil Tewas, Serangan Tillebery Dilakukan Oleh Kelompok ISIS

- 22 Maret 2021, 23:09 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS /Asharq Al-Awsat/

Portalbangkabelitung.com - Pada Minggu, 21 Maret 2021, telah terjadi penyerangan bersenjata di tiga desa di wilayah Tillebery, Republik Niger.

Konflik berdarah sering kali terjadi di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat yang terjadi karena krisis keamanan.

Serangan ini mengakibatkan setidaknya 22 warga sipil tewas, serangan tersebut terjadi kurang dari sepekan setelah sekelompok penyerang tak dikenal menewaskan 58 penduduk desa di wilayah yang sama. 

Baca Juga: Samia Suluhu Hassan, Presiden Pertama Wanita di Tanzania

 

Tillabery yang berada di Niger Barat Daya berbatasan dengan Mali dan Burkina Faso.

Dilansir Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com, seorang sumber dari lembaga keamanan menyebutkan bahwa serangan dilakukan oleh kelompok ISIS, sementara dua sumber lainnya tidak menyebutkan pelaku di balik aksi kejam itu.

Wali Kota Tilia Alfouzazi Issintag yang memiliki wewenang di wilayah pedesaan yang menjadi lokasi aksi tidak manusiawi tersebut membenarkan bahwa banyak orang yang tewas. Namun, ia enggan menyebutkan jumlah korban tewas dari insiden itu.

Baca Juga: Ditahan Oleh Kelompok Abu Sayyaf Sejak Tahun Lalu, Empat Sandera Asal Indonesia Diselamatkan Oleh Filipina

Kelompok ISIS aktif melakukan gerakan di wilayah tersebut dan dituding sebagai pihak di balik rentetan serangan sebelumnya yang menewaskan puluhan warga sipil dan tentara.

Kekerasan di wilayah tersebut merupakan bagian dari krisis keamanan yang lebih luas di seluruh wilayah Sahel Afrika Barat dilancarkan oleh kelompok-kelompok militan yang memiliki kaitan dengan Al Qaida serta oleh kelompok milisi etnis.

Pekan lalu, sekelompok orang bersenjata membunuh setidaknya 58 warga sipil di Tillabery ketika mencegat iring-iringan warga yang tengah kembali dari pasar mingguan. Kelompok bersenjata itu juga menyerang sebuah desa di dekat lokasi tersebut.

Baca Juga: Perayaan Hindu Kumbh Mela 12 Tahun Sekali, Dikhawatirkan Membuat Kasus Covid-19 di India Mengalami Lonjakan

Orang-orang yang dicurigai sebagai militan menewaskan setidaknya 100 warga sipil pada 2 Januari lalu dalam serangan di dua desa di Tillabery.

Kejadian tersebut merupakan salah satu serangan yang paling banyak memakan korban jiwa dalam sejarah Niger baru-baru ini.

Bahkan pada akhir Februari 2021, tujuh petugas tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan Presiden Niger tewas ketika kendaraan mereka menggilas sebuah ranjau darat.

Baca Juga: Sungai yang Kotor Berubah Menjadi Bening dan Manis, Berikut Alasannya

Tragedi tersebut membuat kelabu di hari pemungutan suara yang digelar untuk mewujudkan transisi kekuasaan secara demokratis pertama di Republik Niger.

Secara berkala, Negara Afrika Barat mengalami serangan dari para penganut garis keras keagamaan bahkan telah meningkatkan keamanan untuk melindungi proses pemungutan suara.

Pilpres pada Februari 2021, kandidat partai yang berkuasa Mohamed Bazoum bersaing dengan mantan Presiden Mahamane Ousmane.

Baca Juga: Sydney Dilanda Banjir, Ini yang Terburuk Setelah 60 Tahun Terakhir.

Menurut Wakil Ketua CENI Cabang Daerah Harouna Mounkaila, sebuah kendaraan milik komisi pemilihan (CENI) yang membawa petugas pemilihan ke TPS tempat mereka bertugas terkena ranjau di daerah pedesaan Dargol di Barat Daya.

Dargol berada sekitar 80 kilometer dari perbatasan dengan Mali yang menjadi sarang aktivitas gerakan garis keras.

Niger menghadapi krisis ganda keamanan dan menjadi isu dominan selama kampanye pilpres.

Salah satu krisis adalah situasi dekat perbatasan antara Mali dan Burkina Faso. Di perbatasan wilayah barat itu, banyak milisi jaringan Al Qaida dan ISIS beroperasi.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Krisis Keamanan di Afrika, Puluhan Warga Tewas Imbas Serangan ISIS" yang tayang pada 22 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Mutia Yuantisya)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x