114 Orang Tewas, 12 Kepala Pertahanan Dari Berbagai Negara Tandatangani Pernyataan Terhadap Militer Myanmar

- 28 Maret 2021, 12:04 WIB
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021.
Pengunjuk rasa Myanmar melakukan protes atas meninggalnya Kyal Sin (19) pasca ditembak aparat, 4 Maret 2021. //Stringer via Reuters

Portalbangkabelitung.com - Keadaan di Myanmar saat ini semakin tidak terkendali, unjuk rasa yang dilakukan terus memakan banyak korban.

Unjuk rasa yang dilakukan akibat kudeta militer Myanmar juga telah membuat banyak orang ditahan.

Militer Myanmar saat ini semakin kejam dalam menghadapi para demonstran.

Baca Juga: Salah Satu Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta, 64 Pengunjuk Rasa Terbunuh

Pada Sabtu, 27 Maret 2021, Junta militer Myanmar dilaporkan telah membunuh 114 orang termasuk beberapa anak-anak.

 Pembantaian itu terjadi di saat peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Menanggapi kekerasan junta, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengutuk aparat Myanmar yang menggunakan kekuatan mematikan untuk rakyatnya sendiri.

Pernyataan bersama direncanakan akan dirilis akhir pekan ini merupakan deklarasi langka oleh komandan militer paling senior dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Asia dan Eropa.

Baca Juga: Pernah Menjadi Korban Penusukan , Sebilah Pisau Bersarang di Dada Seorang Pria Selama Setahun

"Sebagai Kepala Pertahanan, kami mengutuk penggunaan kekuatan mematikan terhadap orang-orang tak bersenjata oleh Angkatan Bersenjata Myanmar dan dinas keamanan terkait," tulis draft pernyataan bersama tersebut.

Pernyataan itu ditandatangani oleh 12 kepala pertahanan dari Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x