Portalbangkabelitung.com- Israel saat ini sedang mendapat kecaman dari Amerika Serikat lantaran menghancurkan rumah keluarga seorang pria keturunan Palestina-AS bernama Montaser Shalabi, di Tepi Barat.
Pria Palestina-AS itu telah didakwa di pengadilan militer Israel atas penembakan yang menewaskan seorang mahasiswa.
Baca Juga: Perduli Terhadap Dampak PPKM Bagi Masyarakat Bawah, MUI Ajak Masjid Lakukan Aksi Solidaritas
Setelah banding di pengadilan Israel oleh keluarga Shalabi terhadap pembongkaran rumah itu tidak berhasil, kata militer Turmus'ayya, sebuah desa di mana banyak orang Amerika Palestina tinggal.
Kondisi rumah Muntasir Al-Shalabi setelah dihancurkan pasukan Israel
Kondisi rumah Muntasir Al-Shalabi setelah dihancurkan pasukan Israel
Israel mengatakan pembongkaran rumah semacam itu untuk menghalangi calon penyerang Palestina. Palestina dan kelompok hak asasi mengutuk kebijakan Israel itu sebagai hukuman kolektif.
Kedutaan Besar AS di Yerusalem meminta semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah sepihak yang memperburuk ketegangan konflik Israel-Palestina.
"Ini tentu saja termasuk penghancuran rumah-rumah Palestina sebagai hukuman. Seperti yang kami nyatakan berkali-kali, rumah seluruh keluarga tidak boleh dihancurkan karena tindakan satu individu," kata juru bicara Kedubes AS di Yerussalem.
Baca Juga: Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie Terbukti Konsumsi Sabu, Keduanya Terancam Penjara Paling Lama 4 Tahun
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan dia menghormati pemerintah Amerika Serikat, namun juga bertindak untuk keamanan.
"Perdana Menteri menghargai dan menghormati pemerintah AS. Pada saat yang sama, ia bertindak semata-mata sesuai dengan pertimbangan keamanan Negara Israel dan perlindungan nyawa warga Israel," tulis pernyataan dari PM Naftali Bennett.
Istri Montaser Shalabi, Sanaa, yang tinggal bersama tiga anaknya mengatakan dia berbicara dengan suaminya melalui telepon pada hari Kamis. Dia menggambarkannya sebagai "penentang" dan bersumpah untuk membangun kembali rumah itu.
Baca Juga: Spoiler Sinopsis 'Nevertheless' Episode 4: Akan Ada Adegan 19+, Segera Tayang!
"Mereka ingin menurunkan moral kami, tetapi kami teguh. Ini adalah situasi seluruh rakyat Palestina," katanya.
Israel merebut Tepi Barat, bersama dengan Gaza dan Yerusalem Timur, dalam perang tahun 1967.***