Tetapi presentasi tersebut kemudian ditentang oleh salah satu ilmuwan yang penelitiannya diambil.
Dr David Freedman, seorang spesialis penyakit menular AS, mengatakan minggu lalu dia menolak untuk mengambil bagian dalam pengarahan IATA tentang risiko karena pernyataan utama tentang ketidakmungkinan tertular Covid-19 di pesawat didasarkan pada 'matematika yang buruk'.
Baca Juga: Yuk Kenalan Dengan Bunga Nasional dan Bunga Asli Indonesia
IATA menjawab bahwa perhitungannya tetap merupakan tanda risiko rendah yang 'relevan dan kredibel'.
WHO mengatakan mengetahui setidaknya dua studi laporan kasus yang menggambarkan transmisi dalam penerbangan, pada penerbangan dari London ke Hanoi, dan Singapura ke Tiongkok.
Penumpang yang sakit dan orang-orang yang terpapar Covid-19 seharusnya tidak diizinkan untuk bepergian, katanya.
Baca Juga: Pemerasangan dengan Rekaman Seks: Mantan Pacar Goo Hara, Menerima Hukuman Penjara
Ia menambahkan, bagaimanapun, bahwa sistem ventilasi pada jet modern dapat menyaring virus dan kuman dengan cepat.***