Terjadi Badai Luar Angkasa di Atas Kutub Utara, 621 Mil Massa Plasma Berputar

3 Maret 2021, 20:03 WIB
Ilustrasi badai luar angkasa. /Pixabay/Free-Photos /

Portalbangkabelitung.com - Telah terjadi badai luar angkasa setelah
pengamatan elektron yang menghujani atmosfer bagian atas Bumi. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh para ilmuwan.

Massa plasma yang berputar-putar selebar 621 mil terlihat di atas Kutub Utara. Hal ini diumumkan oleh tim yang dipimpin oleh Universitas Shandong di China.

Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bintik aurora yang berbentuk siklon besar, dengan pusat aliran hampir nol dan aliran plasma horizontal yang kuat.

Baca Juga: Keren! Voyager Station, Hotel Luar Angkasa Pertama Di Dunia, Ini Penampakannya

Bukannya hujan air atau hujan elektron, seluruhnya ditemukan dalam badai atmosfer.

Badai ini berlangsung sekitar delapan jam sebelum terhenti dan berputar berlawanan arah jarum jam.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai seperti itu dapat mengganggu sistem GPS, tetapi juga memberikan pemahaman lebih tentang efek cuaca luar angkasa.

Baca Juga: Email Microsoft Diretas, Microsoft: Hacker Berhubungan Dengan China

Profesor Mike Lockwood, ilmuwan luar angkasa di University of Reading, ia mengatakan badai bisa menjadi fenomena universal di planet dan bulan dengan medan magnet dan plasma.

“Sampai sekarang, tidak pasti bahwa badai plasma luar angkasa bahkan ada, jadi untuk membuktikan ini dengan pengamatan yang begitu mencolok adalah luar biasa,” kata Mike, sebagaimana dikutip dari laman Pikiran-Rakyat.com.

Badai tropis juga dikaitkan dengan energi dalam jumlah besar, dan badai antariksa ini harus diciptakan oleh transfer energi angin matahari dan partikel bermuatan ke atmosfer atas bumi yang luar biasa besar dan cepat.

Baca Juga: Di Budget Kisaran Rp27 Jutaan, Yamaha Vixion Hadir Lebih Sporty dan Gagah

“Plasma dan medan magnet di atmosfer planet ada di seluruh alam semesta, jadi temuan menunjukkan badai antariksa menjadi fenomena yang tersebar luas,” kata Mike.

Pengamatan sebelumnya telah menemukan bahwa badai luar angkasa di Mars, Saturnus dan Jupiter, yang mirip dengan badai di atmosfer rendah, bersama dengan gas matahari yang berputar jauh di dalam atmosfer matahari.

Penemuan terbaru adalah pertama kalinya badai diamati di atmosfer bagian atas Bumi.

Baca Juga: Ingin Akun Media Sosial Kita Aman? Berikut 5 Langkah Lindungi Akun Dari Para Hacker

“Badai jelas terkait dengan energi yang kuat dan transportasi massal, jadi badai di atmosfer atas Bumi pasti hebat dan secara efisien mentransfer energi dan momentum angin atau magnetosfer matahari ke ionosfer Bumi,” tulis penelitian yang dipublikasikan di Nature.

Badai antariksa terlihat pada 20 Agustus 2014, yang didokumentasikan oleh para ilmuwan sebagai kondisi medan magnet antar planet (IMF) yang relatif stabil ke utara.

IMF adalah medan magnet matahari yang ditarik dari korona matahari oleh angin matahari.

Baca Juga: Tak Banyak Yang Tahu! Berikut 8 Fitur Google Yang Bisa Buat Seru-Seruan

Badai antariksa, yang terjadi selama periode aktivitas geomagnetik rendah, ditemukan memiliki banyak kesamaan dengan badai di atmosfer bawah bumi.

Yakni termasuk pusat yang tenang, beberapa lengan spiral, dan sirkulasi yang tersebar luas. Setelah sekitar delapan jam, badai luar angkasa lenyap ketika IMF berbelok ke selatan.

Tim tersebut menjelaskan badai antariksa membuka saluran transfer energi yang cepat dari luar angkasa ke ionosfer dan termosfer, yang dapat membantu mengungkap detail penting dari efek cuaca antariksa seperti peningkatan tarikan satelit.

Kemudian gangguan dalam komunikasi radio frekuensi tinggi, dan peningkatan kesalahan di cakrawala. lokasi radar, navigasi satelit dan sistem komunikasi.

Artikel ini telah terbit di media Pikiran Rakyat dengan judul "Fenomena Badai Ruang Angkasa Terlihat Berputar Selebar 621 Mil di Kutub Utara" yang tayang pada Selasa, 2 Maret 2021.***
(Pikiran Rakyat/Nurul Khadijah)

 

Editor: Ryannico

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler