Ilmuwan Menemukan Cara untuk Berkomunikasi dengan Orang yang Sedang Tidur dan Bermimpi

8 Agustus 2021, 19:13 WIB
5 arti mimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal. /PonyWang/Pixabay.com/PonyWang

Portalbangkabelitung.com - Para ilmuwan telah mengidentifikasi fenomena baru yang mereka gambarkan sebagai "mimpi interaktif".

Di mana orang yang mengalami tidur nyenyak dan mimpi jernih dapat mengikuti instruksi, menjawab pertanyaan ya atau tidak sederhana, dan bahkan memecahkan masalah matematika dasar.

Selain menambahkan tingkat pemahaman yang sama sekali baru tentang apa yang terjadi pada otak kita saat kita bermimpi, studi baru ini pada akhirnya dapat mengajari kita cara melatih mimpi kita – untuk membantu kita mencapai tujuan tertentu, misalnya, atau untuk mengobati masalah kesehatan mental tertentu.

Baca Juga: Fakta Baru! Hologram Kuantum Dapat Membuat Gambar Tubuh dan Sel Kita yang Sangat Mendetail

Ada banyak hal tentang psikologi tidur yang masih menjadi misteri, termasuk tahap rapid eye movement (REM) di mana mimpi biasanya terjadi. Mampu mendapatkan tanggapan dari orang yang tidur secara real time, daripada mengandalkan laporan setelahnya, bisa sangat berguna.

"Kami menemukan bahwa individu dalam tidur REM dapat berinteraksi dengan eksperimen dan terlibat dalam komunikasi real-time," kata psikolog Ken Paller dari Northwestern University. "Kami juga menunjukkan bahwa pemimpi mampu memahami pertanyaan, terlibat dalam operasi memori kerja, dan menghasilkan jawaban.

"Kebanyakan orang mungkin memprediksi bahwa ini tidak akan mungkin - bahwa orang akan terbangun ketika ditanya pertanyaan atau gagal menjawab, dan tentu saja tidak memahami pertanyaan tanpa salah mengartikannya," lanjut Ken Paller.

2Baca Juga: Apa Itu Lubang Hitam? Mengenal Lebih Dekat dengan Black Hole (Lubang Hitam)

Para peneliti bekerja dengan 36 individu dalam percobaan di empat laboratorium yang berbeda. Satu sukarelawan mengalami narkolepsi dan sering mengalami lucid dream, sementara yang lain bervariasi dalam hal pengalaman mereka dengan lucid dream.

Selama tahap tidur terdalam, seperti yang dipantau oleh instrumen electroencephalogram (EEG), para ilmuwan berinteraksi dengan peserta penelitian melalui audio lisan, lampu berkedip, dan sentuhan fisik:

orang yang tidur diminta menjawab pertanyaan matematika sederhana, menghitung kilatan cahaya atau sentuhan fisik. dan untuk menjawab pertanyaan dasar ya atau tidak (seperti "bisakah Anda berbicara bahasa Spanyol?").

Baca Juga: Fakta Baru Titik Putih Di Angkasa! Bukan Bintang atau Galaksi, Tapi Black Hole (Lubang Hitam)

Jawaban diberikan melalui gerakan mata atau gerakan otot wajah yang telah disepakati sebelumnya.

Di 57 sesi tidur, setidaknya satu respons yang benar terhadap kueri diamati pada 47 persen sesi di mana lucid dream dikonfirmasi oleh peserta.

Konfirmasi keadaan lucid dream dilakukan secara buta, dengan respon sleeper yang perlu disetujui oleh beberapa saksi.

Baca Juga: Menutup Kasus Teori Kepunahan! Debu Dari Asteroid yang Mengakhiri Pemerintahan Dinosaurus

"Kami menggabungkan hasilnya karena kami merasa bahwa kombinasi hasil dari empat laboratorium berbeda menggunakan pendekatan berbeda paling meyakinkan membuktikan realitas fenomena komunikasi dua arah ini," kata ahli saraf Karen Konkoly dari Northwestern University.

Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini biasanya dibangunkan setelah respon yang berhasil untuk membuat mereka melaporkan mimpi mereka.

Dalam beberapa kasus, input eksternal diingat sebagai di luar atau dihamparkan pada mimpi; di lain, mereka datang melalui sesuatu di dalam mimpi (seperti radio).

Baca Juga: Apa Itu Lubang Hitam? Mengenal Lebih Dekat dengan Black Hole (Lubang Hitam)

Dalam studi yang dipublikasikan, para peneliti membandingkan mencoba berkomunikasi dengan pemimpi jernih dengan mencoba berhubungan dengan astronot di luar angkasa, dan respon yang cepat itulah yang membuat pendekatan baru ini begitu menarik.

Penelitian ini dapat membantu dalam studi masa depan tentang mimpi, ingatan, dan betapa pentingnya tidur untuk memperbaiki ingatan pada tempatnya. Ini mungkin juga berguna dalam pengobatan gangguan tidur, dan lebih jauh lagi bahkan mungkin memberi kita cara untuk melatih apa yang kita lihat dalam mimpi kita.

"Pengamatan berulang tentang mimpi interaktif, didokumentasikan oleh empat kelompok laboratorium independen, menunjukkan bahwa karakteristik fenomenologis dan kognitif mimpi dapat diinterogasi secara real time," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

"Saluran komunikasi yang relatif belum dijelajahi ini dapat memungkinkan berbagai aplikasi praktis dan strategi baru untuk eksplorasi empiris mimpi."***

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler