Fakta Unik Medan Magnet Bumi Terbalik? Berikut Alasannya

- 11 Agustus 2021, 16:28 WIB
  Ilustrasi hujan meteor, seorang time traveler dari 2714 mengklaim UFO mendarat di Bumi saat hujan meteor perseid pada 11 Agustus 2021/pixabay/Ivilin
Ilustrasi hujan meteor, seorang time traveler dari 2714 mengklaim UFO mendarat di Bumi saat hujan meteor perseid pada 11 Agustus 2021/pixabay/Ivilin /

Begitu berada di permukaan, litosfer baru bergerak menjauh dari pusat penyebaran dan mendingin selama jutaan tahun. Seiring waktu menjadi lebih padat dan akhirnya litosfer tenggelam kembali ke mantel panas di zona subduksi, seperti yang ditemukan di sebelah barat Andes.

Pada titik ini, lempeng menghilang dari permukaan bumi. Tetapi seismolog mengklaim bahwa "lempengan" litosfer yang lebih dingin dapat diidentifikasi jauh di dalam mantel hingga 300 juta tahun setelah mereka menghilang dari permukaan.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Struktur Protein yang Dapat Menggandakan Diri dan Bisa Membangun Kehidupan Pertama Di Bumi

Lempengan litosfer telah turun ribuan kilometer ke bawah, menggantikan sejumlah besar mantel padat dalam prosesnya dan membentuk "kuburan lempengan" tepat di atas inti luar besi cair yang jauh lebih padat.

Ini berarti bahwa lempengan litosfer turun sejauh 2.890 km dan di sanalah mereka dapat mempengaruhi pergerakan cairan besi di inti yang mendasarinya.

Tetapi ada ketidaksepakatan yang kuat mengenai jumlah waktu yang dibutuhkan lempengan untuk tenggelam cukup jauh untuk mempengaruhi inti. Perkiraan telah berkisar dari sekitar 50m hingga 250m tahun.

Baca Juga: Peneliti Telah Menemukan Trik Sederhana untuk Membuat Pengalaman Lama Terasa Segar Kembali

Aktivitas magnet inti dari fosil

Medan magnet bumi telah bertahan selama miliaran tahun, meskipun polaritasnya telah berubah berkali-kali.

Karena medan magnet meninggalkan magnetisasi fosil di banyak batuan yang terbentuk di permukaan bumi, kita memiliki "catatan palaeomagnetik" tentang bagaimana medan magnet bumi berubah dari waktu ke waktu.

Halaman:

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Nature Communications Astronomy and Astrophysics


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah