Ekspansi Alam Semesta! Menunjukkan Kita Membutuhkan Fisika Baru untuk Menjelaskannya

- 12 Agustus 2021, 20:33 WIB
Sistem tata surya, Bumi nomer tiga /Sistem Tata Surya/Pixabay/free-photos // Dicky Septiawan/
Sistem tata surya, Bumi nomer tiga /Sistem Tata Surya/Pixabay/free-photos // Dicky Septiawan/ /

"Masyarakat benar-benar bergulat untuk memahami arti dari perbedaan ini," kata pemimpin peneliti studi terbaru ini Adam Riess dari Space Telescope Science Institute (STScI) dan Universitas Johns Hopkins.

Kesimpulan Peraih Nobel Brian Schmidt dan Nicholas B. Suntzeff pada 1990-an adalah bahwa perluasan Alam Semesta tidak mereda, tetapi berakhir.

Baca Juga: Fakta Baru Titik Putih Di Angkasa! Bukan Bintang atau Galaksi, Tapi Black Hole (Lubang Hitam)

Dan hasil seperti dari Hubble dan Planck hanya mengkonfirmasi bahwa Semesta mungkin berkembang lebih lambat di masa lalu.

Namun, fisikawan dan astronom tidak suka berjudi 'mungkin'. Jadi mereka mencari lebih banyak cara untuk memperbaiki angka-angka itu dengan harapan angka-angka itu muncul bersama atau mengungkapkan sesuatu yang kita lewatkan.

Tim Riess menggunakan Hubble untuk mengumpulkan data tentang objek yang disebut bintang variabel Cepheid.

Sama seperti cahaya dari supernova, cahaya bintang Cepheid diasumsikan cukup andal untuk dijadikan tolok ukur galaksi yang solid – kita dapat yakin bahwa bintang yang lebih redup berada lebih jauh, dan bukan hanya kurang bercahaya.

 Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Cara untuk Berkomunikasi dengan Orang yang Sedang Tidur dan Bermimpi

Para peneliti di balik penelitian ini pertama kali mempelajari bintang Cepheid di galaksi kita sendiri untuk memperbaiki korelasi kecerahan dan jarak yang tampak.

Data yang ada hanya didasarkan pada segelintir Cepheid antara 300 dan 1.600 tahun cahaya dari Bumi.

Halaman:

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Scienc Aalert Nature Communications


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah