Film Destiny, Angkat Perpaduan Tiga Budaya antara Budaya Pulau Bangka, Pontianak dan Kota Kinabalu

25 Maret 2021, 06:46 WIB
Destiny, Film yang Mengangkat Budaya Babel /Diskominfo Babel

Portalbangkabelitung.Com- Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Naziarto menyambut baik dan mengapresiasi film produksi Walmer Sinema (Indonesia) atas karya film berjudul Destiny dan berharap kiprah film ini sampai ke tingkat nasional bahkan internasional.

Walmer Sinema (Indonesia) dengan Dewan Bandaraya Kota Kinabalu, Sabah (Malaysia) membuat sebuah karya film yang mengangkat cerita dengan latar budaya melayu dan destinasi wisata di tiga daerah, yaitu Pulau Bangka, Pontianak dan Kota Kinabalu.

Sahabat Management Indonesia sebagai putra daerah Bangka Belitung, yang merupakan partner Walmer Sinema (Indonesia) dalam penggarapan film ini. Hari ini Rabu (24/03/2021) GALA PREMIER Film Destiny diputar di Sinema XXI Transmart Pangkalpinang.

Baca Juga: Satgas Ajak Masyarakat Berpartisipasi Monitoring KIPI dan Jaga Kerahasiaan Sertifikat Vaksinasi

Sekda Naziarto saat pemutaran perdana film ini mengatakan, Babel objek wisatanya sangat indah sehingga menjadi aset budaya bagi Babel untuk dikembangkan seperti yang diupayakan Zulfakar dari Sahabat Management Indonesia melalui Film Destiny.

Film ini mengangkat tentang budaya Bangka dan Malaysia yang mengingatkan kepada penonton bahwa, berbeda budaya tetapi kita sama.
Destiny yang bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki dua orang anak kembar yang terpisah, seorang anak berada di Pontianak dan yang lainnya di Malaysia.

Budaya di Bangka dan budaya di Malaysia, memiliki perbedaan pola didik sehingga sang anak berbeda karakter perkembangannya. Suatu waktu, mereka bertemu di Desa Kurau, Bangka Tengah dalam kunjungan wisata.

Baca Juga: Kampung Mak Kokom Limbang Jaya Wakili Bangka Ke Provinsi Lomba Pola Asuh Anak Dan Remaja

Sekda Naziarto dalam sambutannya mengingatkan bahwa, film ini mampu menyampaikan perbedaan anak kembar yang terpisah dan tumbuh dengan budaya berbeda bisa saling berpadu dalam kehidupan.

"Kebaikan atau keburukan, tetapi jika dipoles bersama, yang buruk dapat menjadi baik dan akan menjadi sebaliknya jika tidak dipoles budaya dengan baik," ungkapnya.

Sekda Naziarto juga berpesan, ke depannya bagaimana anak bangsa dalam kehidupan harus terus bersilahturahmi dan bersahabat dengan semua bangsa yang ada di dunia ini tanpa membedakan suku, agama, dan ras.

"Kolaborasi yang dilakukan di kehidupan sosial dalam masyarakat ini akan dapat berjalan dengan baik," pesannya.

Baca Juga: Kongres HMI Ricuh hingga Banting Kursi, Begini Penjelasan Kapolda Jatim

Lebih lanjut dikatakannya, bahkan dalam menciptakan kinerja yang baik, salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui pandangan mata dalam kemasan film. Film seharusnya dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebaliknya jika tidak dimanfaatkan dengan baik, dapat merusak moral bangsa.

"Film ini diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, menambah kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa seperti dalam film ini tersirat kisah yaitu budaya melayu hingga budaya di Babel yang tetap eksis pada masa anak cucu," tegasnya.

Disampaikan juga oleh Sekda Naziarto, Gubernur Babel berharap agar budaya melayu sebagai budaya lokal dapat dikembangkan menjadi budaya nasional dengan cara terus memperkenalkan budaya melayu melaui media-media perfilman seperti ini.

Baca Juga: Gubernur Babel: Kurikulum SMK Harus Sesuai Kebutuhan Dunia Usaha

"Pak gubernur berpesan, semoga kancah perfilman dapat terus memperkenalkan Babel bukan hanya objek wisatanya saja, tetapi juga tentang budaya dan kehidupan seperti Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong sebagai contoh kebhinekaan di Babel," ungkapnya.***

Editor: Muhammad Tahir

Tags

Terkini

Terpopuler