Portalbangkabelitung.com - Indonesia dikaruniai berbagai jenis budaya dan keragaman.
Salah satunya adalah kergamana kuliner yang b ias dicicipi dari Sabang hingga Merauke.
Menjamurnya tren makanan juga menyebabkan masyarakat berbondong membuat kreasi kuliner.
Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kanan, Bisa Jadi Indikasi Penyakit Serius!
Seblak, demikian kuliner asal Jawa Barat yang kini mulai populer di setiap sudut tanah air, terutama oleh kalangan remaja.
Seblak sendiri merupakan makanan atau olahan yang berbahan kerupuk, dengan campuran mie dan sayuran, serta memiliki cita rasa gurih dan pedas.
Akan tetapi, tahukah Anda? jika mengkonsumsi seblak secara sering atau berlebihan, ternyata memiliki efek samping dan bahaya bagi kesehatan.
Baca Juga: Yuk, Cobain Rahasia Hidup Awet Muda dengan Konsumsi Ramuan Teh Hijau Matcha dan Kunyit!
Untuk meminimalisir hal tersebut, Anda harus tahu kandungan bahan dan bahaya pada olahan seblak tersebut.
Sebagaimana diberitakan Mantrasukabumi.com dalam artikel berjudul,"Mengerikan, Bahaya Makan Seblak Bisa Picu Penyakit Ini, Cek Segera Kandungannya Sekarang Juga", berikut bahaya dan penyakit dari kandungan seblak, diantaranya:
1. Bahaya Makan Seblak yang Terlalu Pedas
Seperti yang kita tahu, terlalu banyak makan pedas bisa membuat kita diare, belum lagi capsaicin.
Baca Juga: Begini Cara Bedakan Madu Asli dan Palsu, Wajib Tahu!
Capsaicin juga bisa menyebabkan terjadinya iritasi di usus kecil, sehingga mempercepat proses pencernaan.
Bahan aktif yang membuat cabai terasa pedas, bisa menyebabkan lapisan dalam organ pencernaan atau mukosa lambung dan usus mengalami inflamasi atau peradangan.
Jika terus dikonsumsi dalam jumlah banyak, komponen ini bisa merusak organ pencernaan.
Peradangan yang terjadi di jaringan organ pencernaan inilah yang juga membuat Anda merasakan sakit perut.
Baca Juga: Makan Penyebab Bau Badan Ini Sering Dikonsumsi, Ada yang Jadi Favoritmu?
Kemudian, pada orang tertentu, jika terlalu banyak makan pedas juga bisa menyebabkan terjadinya heartburn.
Akibatnya, saat seharusnya ada penyerapan air di usus besar, hal ini tidak terjadi, sehingga air tetap keluar bersama dengan sisa produk pencernaan atau feses.
2. Sodium, Ancaman Tersembunyi Saat Makan Seblak
Rasa gurih dan asin yang ada pada garam dan penyedap rasa lainnya datang dari sodium atau natrium.
Jika sudah sering makan seblak, Anda pasti paham betapa gurihnya makanan ini.Dalam jumlah yang cukup, sodium memang dibutuhkan oleh tubuh.
Baca Juga: Gejala Masuk Angin Ini Bisa Jadi Indikasi Penyakit Serius!
Namun jika terlalu banyak, sodium akan meningkatkan risiko kita terkena berbagai kondisi seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi, stroke, gagal jantung, osteoporosis, kanker lambung, penyakit ginjal, batu ginjale, pembengkakan otot jantung dan pusing.
3. Terlalu banyak mengonsumsi sodium juga akan berpengaruh pada penampilan Anda.
Sodium akan menahan air di tubuh, sehingga tubuh akan terlihat lebih besar atau bengkak dan terjadi kenaikan berat badan.
Baca Juga: Bisa Kurangi Kematian Dini, Ayo Terapkan Jalan Kaki 11 Menit per Hari
4. Sebagian Besarnya Karbohidrat, Bahaya Makan Seblak yang Sering Tak Disadari
Bahaya makan seblak lain yang sering tidak disadari adalah betapa tidak seimbangnya kandungan gizi dan nutrisi yang ada di dalam seporsi seblak.
Kerupuk, mie, makaroni, bakso, sosis, hingga kwetiau semua dimasukkan menjadi satu dalam masakan ini.
Baca Juga: Kaya Akan Nutrisi, Ternyata Kacang Merah Mampu Cegah Penyakit Berbahaya Ini!
Sadarkah Anda jika semua itu tinggi akan karbohidrat? Padahal, makanan yang ideal dan sehat seharusnya tidak hanya terdiri dari karbohidrat, tapi juga protein, serat, dan lemak.
Karbohidrat memang dibutuhkan sebagai sumber energi. Namun tidak dalam jumlah yang terlalu banyak.
Belum lagi, makanan berkarbohidrat, memiliki jumlah kalori yang juga tinggi. Terlalu banyak asupan kalori bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Baca Juga: Awas! Keseringan Konsumsi Sosis Bisa Picu Penyakit Jantung
Selain itu, karbohidrat dalam jumlah berlebih juga bisa meningkatkan kadar gula darah Anda. Akibatnya, risiko terjadinya diabetes tipe 2 pun akan meningkat.***(Dea Pitriyani/Mantrasukabumi.com)