BPOM Tak Percaya Vaksin Nusantara Dipesan Turki, Begini Tanggapan DPR RI

- 27 Agustus 2021, 23:29 WIB
BPOM tak Percaya Vaksin Nusantara Dipesan Turki, Begini Tanggapan DPR RI
BPOM tak Percaya Vaksin Nusantara Dipesan Turki, Begini Tanggapan DPR RI /Sputnikvaccine.com

Portalbangkabelitung.com- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) saat ini dikabarkan terkesan 'mempersulit' proses pengembangan Vaksin Nusantara di tanah air.

Bahkan dalam sidang bersama DPR RI, saat dikatakan bahwa pemerintah Turki ingin memesan vaksin, Kepala BPOM hanya geleng-geleng kepala.

Hal itu jadi menghambat Pemerintah Turki telah memesan sebanyak 5,2 juta dosis vaksin tersebut.

Baca Juga: Rahasia Ayu Ting Ting Dibongkar Fitri Carlina, Ternyata Begini Sikap Ayah Rozak Sebelum Terkenal

Akibatnya, anggota DPR RI sempat bersitegang dengan Kepala BPOM Penny Lukito pada rapat kerja di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.

Pemerintah Turki yang ingin melakukan pemesanan Vaksin Nusantara pun disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam rapat kerja tersebut.

Namun pernyataan Saleh itu disambut dengan sinis kepala BPOM Penny Lukito.

Baca Juga: Lagu Selena Gomez 999 Feat Camilo Sudah Rilis Hari Ini, Lagu Berbahasa Spanyol Produksi Edgar Barrera

Melihat hal itu, Saleh langsung bereaksi dengan tegas.

"Kalau orang ngomong, goyang kepala. Tolong diperhatikan," katanya.

Sebelumnya Ia menyatakan, anak bangsa saat ini tengah dalam prose upaya pembuatan vaksin Merah Putih dan Nusantara.

Baca Juga: Link Streaming Drakor The Penthouse 3 Episode 12 Sub Indo, Download dan Nonton Segera

Bahkan, rencana pembuatan vaksin Nusantara sudah dipantau sejak lama oleh Turki.

Saleh juga ikut mengutip pemberitaan media yang menyebut Turki siap memesan 5,9 juta dosis.

Namun, kata Saleh, pembuatan vaksin Merah Putih dan Nusantara masih terganjal hal yang sebenarnya bisa diselesaikan.

Baca Juga: LINK Streaming Girls Planet 999 Episode 4 Sub Indo, Ayo Nonton Malam ini Juga

BPOM saat ini belum juga mengeluarkan izin terhadap dua vaksin tersebut.

Saat momen penjelasan itu, Saleh melihat Penny menggoyangkan kepala.

"Itu ada di media (Turki mau memesan). Jangan goyang kepala. Ibu kalau tidak percaya jangan membantah di sini," ujar Saleh.

Baca Juga: Link Nonton ANTARES Episode 6B Malam ini di We Tv, Streaming Secara Gratis Sepuasnya

Sementara itu Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Prof. Chairul Anwar Nidom mengatakan ketertarikan Pemerintah Turki untuk membeli vaksin Nusantara berbasis sel dendritik dari Indonesia.

"Yang jelas, memang luar negeri sudah ada yang minat. Saya dapat informasi dari Dokter Terawan Agus Putranto (penggagas vaksin Nusantara) bawa ada keinginan dari negara Turki membeli vaksin Nusantara," katanya.

Dalam dialog di kanal Youtube Siti Fadilah, Kamis, 19 Agustus 2021, Nidom mengatakan bahwa vaksin Nusantara rencananya akan di pesan negara Turki dengan jumlah 5,2 juta dosis.

Baca Juga: Lagu Remix Butter BTS Feat Megan Thee Stallion Rilis, Sudah Ditonton 3.6 Juta dalam 55 Menit Saja

"Pada acara tersebut saya sampaikan bawa untuk tindak lanjutnya apakah nanti akan dikelola G to G (antarpemerintah) atau antar-business to business (transaksi bisnis) saya enggak tahu," katanya.

"Untuk Turki, vaksin Nusantara ini justru menguntungkan, karena terus terang bahwa vaksin Nusantara ini dari aspek risiko toksisitas (keracunan), faktor sosial agama itu kan nggak ada masalah. Jadi kalau dia bisa menangkap itu, paling tidak negara Islam akan di-cover sama Turki," lanjutnya.

Nidom menilai vaksin Nusantara adalah potensi besarbagi Indonesia untuk dijadikan aspek ekonomi.

Baca Juga: Link Nonton 'Girls Planet' Episode 4 Sub Indo, Streaming Sepuasnya Malam ini

Hal ini berkat terobosan baru dalam teknologi kesehatan dari vaksin yang sudah berumur 300 tahun itu.

"Perbedaannya, vaksin Nusantara karena sel dendritik itu tidak terjadi inflamasi, sementara vaksin yang konvensional ini akan terjadi inflamasi," katanya.***

 

Editor: Suhargo

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah