Portalbangkabelitung.com - Korban tewas akibat banjir yang terjadi dari Gunung Ile Lewotolok bertambah lima orang sehingga menjadi 11 orang.
Data tersebut diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Korban yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal ada 11 orang. Sebelumnya sudah ditemukan enam orang pada Minggu siang. Namun, pada petang hari ditemukan lagi lima orang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Siprianus Meru, Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari ANTARA.
Baca Juga: BNPB Ungkap Hujan yang Ekstrem Menjadi Penyebab Utama Banjir Bandang di NTT
Sejumlah tujuh korban meninggal telah diidentifikasi dan dimakamkan oleh Pemerintah Kabupaten Lembata.
Sementara itu, empat korban lainnya masih dalam proses identifikasi oleh petugas kesehatan di RSUD Lewoleba.
Pihak BPBD tak memungkiri adanya kemungkinan korban meninggal akan bertambah lagi.
Baca Juga: GM Irene Sukandar dan Raffi Ahmad Catat Rekor Muri Duel Catur di Mobil Drifting
"Data sementara baru 11 orang yang meninggal dan kemungkinan jumlahnya bertambah karena proses pencarian masih terus dilakukan," ujar Suprianus Meru.
Ada tiga desa yang mengalami dampak paling parah akibat banjir tersebut yaitu Amaka, Tanjung Batu, dan Waowala.
BPBD pun melakukan pendataan terkait dengan bencana alam di ketiga desa tersebut.
"Tiga desa ini yang paling parah dengan jumlah korban meninggal cukup banyak. Proses pencarian terhadap korban yang hilang dari tiga desa ini masih terus berlangsung," ucap Sipri.
Saat terjadi bencana alam, disebutkan oleh Supri, banyak warga yang ada di desa tersebut sedang tidur.
Daerah tersebut juga gelap mengingat saat terjadi bencana alam desa dalam kondisi padam.
Hujan deras dan angin kencang juga melanda daerah setempat.
"Banyak korban yang meninggal dan hilang dalam peristiwa ini karena terjebak dalam aliran banjir bandang lahar dingin dari kawasan Gunung Ile Lewotolok," tuturnya.
Artikel ini telah terbit di media Pikiran-rakyat.com dengan judul "BPBD Ungkap Jumlah Korban Tewas Akibat Lahar Banjir di NTT Terus Bertambah" yang tayang pada Senin, 5 April 2021.*** (Pikiran Rakyat/Christina Kasih Nugrahaeni)