Nama Ihsan Yunus Hilang, Rocky Gerung: KPK Tidak Profesional

- 28 Februari 2021, 21:07 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi terkait hilangnya nama Ihsan Yunus dalam dakwaan kasus korupsi bansos.
Pengamat Politik Rocky Gerung menanggapi terkait hilangnya nama Ihsan Yunus dalam dakwaan kasus korupsi bansos. /YouTube.com/Rocky Gerung Official

Portalbangkabelitung.com - Hilangnya nama Politikus PDIP Ihsan Yunus dalam dakwaan penyuap Eks Mensos Juliari Batubara, Harry Van Sidabuke, dan Ardian IM dalam kasus korupsi bansos Kementerian Sosial mendapat tanggapan dari Rocky Gerung.

Pengamat politik ini menilai, menandakan ada keterkaitan antara KPK, PDIP, dan Istana karena hilangnya nama Ihsan Yunus.

"Ini satu pola, satu fasilitas karena ini kaitannya dengan KPK, PDIP, dan Istana. Jadi penghilangan itu dimaksudkan bukan sekedar menghilangkan jejak tapi juga hierarki hukuman, kira-kira begitu," kata Rocky Gerung dikutip dari tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu, 27 Februari 2021.

Baca Juga: Agar Pernikahan Bahagia, Ternyata Perselingkuhan Dapat Dicegah, Simak Ulasannya

Rocky Gerung juga menilai, dengan hilangnya nama Ihsan Yunus dalam dakwaan perkara dugaan suap pengadaan paket bansos, menunjukkan bahwa KPK tidak mampu memberantas koruptor sampai ke akarnya.

"Jadi selalu dianggap bahwa harus ada yang diperlihatkan kepada publik bahwa KPK serius, tapi sekaligus mau ditunjukkan bahwa KPK tidak sanggup sampai ke akar koruptornya," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung pun menduga adanya tukar tambah politik ketika rekrutmen KPK yang berakibat pada melemahnya upaya pemberantasan korupsi.

Baca Juga: Cek Kepribadian: Ungkap Gaya Merayumu Dari Pilih Salah Satu Berlian Favoritmu

Lebih lanjut, Rocky Gerung menuturkan bahwa hilangnya nama Ihsan Yunus dalam dakwaan mengingatkan akan kasus korupsi Harun Masiku.

"Publik tahu permainan ini karena ada pola, Harun Masiku adalah pola, sebelumnya juga beberapa kasus dalam partai-partai besar itu ada pola. Jadi publik boleh tahu bahwa KPK ini beraninya membongkar bab satu. Bab dua, bab tiga akan dihilangkan," ujar Rocky Gerung.

Menurutnya, apa yang terjadi saat ini merupakan etika yang buruk dalam penegakan hukum di Indonesia.

Baca Juga: Pasca Nurdin Abdullah Ditangkap, Beberapa Pengamat Politik Angkat Bicara, Sulsel Harus Berbenah

"Etika yang buruk sebetulnya, kan hak investigasi ada pada petugas-petugas lapangan dan mereka tahu apa yang mereka lakukan itu demi penegakan hukum. Begitu penegakan hukum dimulai, intervensi juga dimulai. Jadi buruk sekali cara kita menjalankan hukum," ujar Rocky Gerung.

Rocky Gerung mengatakan, seharusnya KPK meniru kinerja para pers dalam mencari berita, yang tak menutup-nutupi kebenaran.

"KPK mesti tiru cara pers mencari berita. Reporter itu punya hak absolut untuk memberi tahu, gak boleh ada intervensi dari pemimpin redaksi. Baru itu disebut jurnalisme edukatif," kata Rocky Gerung.

Baca Juga: Beredar Akun Palsu Mengatas Namakan Agensi Kang Joon dan Kang Tae Oh, Agensi Man of Creation Beri Peringatan

Rocky Gerung pun menyayangkan hilangnya nama Ihsan Yunus dalam dakwaan tersebut, karena itu sama saja dengan menunjukkan bahwa tidak ada profesionalitas dalam tubuh KPK.

"Ini resersenya udah cape-cape kumpulin bukti, di tingkat menengah dipotong sama level KPK. Jadi terlihat yang disebut profesionalisme itu gak ada," ujarnya.

"Ini kan menujukkan KPK betul-betul gak ada mesin profesional atau memang KPK mesin profesionalnya diganti dengan mesin orderan, di order untuk tidak menyebutkan nama-nama itu," kata Rocky Gerung.

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat Bekasi dengan judul "Nama Ihsan Yunus Hilang Dalam Dakwaan Kasus Bansos, Rocky Gerung: Ini Menunjukkan KPK Tidak Profesional" pada Sabtu, 27 Februari 2021.

***(Pikiran Rakyat Bekasi/Rika Fitrisa)

Editor: Abdul Fakih

Sumber: PR Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah