Portalbangkabelitung.com - Beredar video di media sosial yang memperlihatkan anggota TNI menendang warga di Buleleng, Bali.
Potongan video ricuh itu pun sontak membuat masyarakat terkejut dan ramai dibanjiri komentar.
Masyarakat penasaran bagaimana kronologi kejadian tersebut sehingga membuat beberapa anggota TNI angkat tangan.
Dilansir Portalbangkabelitung.com dari akun Instagram @jeg.bali yang diunggah Senin, 23 Agustus 2021, berikut kronologi kejadiannya.
Kejadian bermula dari kunjungan anggota Tim Sweber beserta Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Banjar I ke Desa Sidetapa, Buleleng, Bali.
Kunjungan itu dilakukan untuk mentesting dan mentracing kemungkinan warga Sidetapa yang terpapar COVID-19.
Lantaran sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan 2 orang meninggal dunia.
Sementara sekitar 2 pekan lalu, masyarakat Sidetapa berkerumun dan sama-sama menuju ke RSUD Buleleng.
Mereka berniat untuk melakukan pengambilan paksa terhadap jenazah yang meninggal terkonfirmasi COVID-19.
Baca Juga: 15 Jenis Alat Kontrasepsi Cegah Kehamilan 'Pasutri' Pasangan Suami-Istri Menuju Keluarga Berencana
Akibat peristiwa itu, Kapolres Buleleng bekerja sama dengan Camat dan Kepala Desa Sidetapa untuk melakukan testing dan tracing COVID-19 kepada warga.
Tapi saat sedang melaksanakan testing dan tracing, terjadilah perlawanan. Ada beberapa warga yang menolak tes COVID-19.
Penolakan itu pun berujung dengan tindakan berbahaya yang dilakukan oleh dua orang pemuda yang berboncengan mengendarai sepeda motor dan tidak memakai masker.
Baca Juga: Dhea Regista Ananda Jadi Trending Twitter dan Viral, Pakai Identitas Palsu Untuk Memeras Pacar
Kedua pemuda tersebut berusaha kabur dari petugas.
Saat diberhentikan oleh Anggota Tim Nanggala, kedua pemuda tersebut tidak mau berhenti dan berusaha menabrak salah satu anggota Kodim 1609/Buleleng yang tergabung di Tim Nanggala.
Petugas pun mulai mengambil langkah persuasif dan membawa kedua pemuda tersebut untuk dilakukan tes Swab.
Namun, diketahui keluarga kedua pemuda datang dan menarik kedua pemuda agar tidak dilaksanakan tes Sweb.
"Secara tiba" keluarga dari kedua Pemuda tersebut datang kurang lebih 5 orang dan langsung menarik kedua Pemuda tersebut biar tidak dilaksanakan tes Sweb," tulis akun Instagram @jeg.bali.
Berselang beberapa saat kemudian secara tiba-tiba komandan Kodim 1609/Buleleng mendapat pukulan di kepala bagian belakang oleh orang yang tidak di kenal.
Baca Juga: 9 Syarat Ikut Tes SKD CPNS dan PPPK 2021, Peserta Wajib Pakai Masker 3 Lapis dan Swab Antigen
Anggota lain yang melihat komandannya dipukul pun berusaha untuk mengamankan pelaku sehingga secara spontan terjadilah baku pukul.
Beberapa warga yang melihat kejadian itu pun terprovokasi dan berusaha menghancurkan dan merusak kendaraan dinas Komandan Kodim 1609/Buleleng.
Kejadian ini berakhir dengan mediasi dan penghentian kegiatan testing dan tracing COVID-19 karena banyaknya warga yang menolak.
Baca Juga: Sosok Teuku Ryan, Pacar dan Calon Suami Ria Ricis Ternyata Seorang Pengusaha Hebat
"Pada pukul 12.30 WITA kegiatan mediasi selesai dilaksanakan serta kegiatan Swab dihentikan oleh komandan kodim 1609/Buleleng karna masyarakat Desa Sitepa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," tulis akun @jeg.bali.
Sementara, untuk kedua remaja yang melakukan perlawanan sudah berada di rumahnya dan pihak Kodim 1609/Buleleng sudah memaafkan kedua remaja tersebut.***