AS, Australia, dan Inggris mengumumkan pembentukan AUKUS, fakta keamanan baru di mana Canberra akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan teknologi Amerika.
Berdasarkan kesepakatan itu, Australia juga berencana untuk melengkapi angkatan bersenjatanya dengan rudal jelajah AS.
Kongkalikong Australia, AS dan Inggris ini bahkan sempat membuat murka Prancis hingga menarik diplomatnya dari negeri kangguru karena merasa dikhianati.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyova mencontohkan, kemitraan keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS) menyebabkan kekhawatiran Moskow di kawasan Samudra Hindia dan Pasifik.
"Saya ingin mengatakan bahwa kami menganggap kemitraan ini sangat berbahaya. Itu tidak akan membawa perdamaian ke kawasan itu, atau ke Indonesia," kata utusan Rusia itu.
"Reaksi Indonesia tidak mengherankan, karena siapa yang ingin memiliki tetangga dengan kapal selam nuklir. Apakah akan membuat kawasan lebih damai dan stabil? Saya kira tidak," tegas Vorobyova mengomentari sikap Kementerian Luar Negeri RI atas AUKUS.
Kementerian Luar Negeri RI juga telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai rencana pengadaan kapal selam bertenaga nuklir Australia. Dalam 5 poin pernyataan yang diterbitkan di laman resmi kemlu.go.id, Jumat (17/09/2021) itu, Indonesia mengaku prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuataan militer di Kawasan.