Tidak banyak yang diketahui dari tokoh yang dimakamkan disini, dari nisan tertulis nama “Hiratio Nelson Levyssohn” yang merupakan warga kebangsaan Belanda.
Menurut Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung, Datu’ Akhmad Elvian, Hiratio Nelson Levyssohn dilahirkan di Rotterdam, Belanda pada 6 Mei 1804 dan wafat di Sungailiat pada 2 Agustus 1845.
Pada tahun 2015 makam Hiratio Nelson Levyssohn ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintahan kabupaten Bangka.
Hiratio menjabat semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Asisten Residen di Bangka dan juga pimpinan tambang timah di Sungailiat dan Merawang.
“Pemerintah hindia Belanda sejak tahun 1816 membagi wilayah pulau Bangka itu awalnya atas 8 distrik yang beribukota di Muntok, antara lain distrik Mentok, Belinyu, Sungailiat-Merawang, Pangkal Pinang, Sungai Selan, Koba, Jebus dan Toboali,” jelas Datu’ Akhmad Elvian.
Datu’ juga menjelaskan kenapa makam Hiratio Nelson terpisah dari makam pejabat Belanda lain di Sri Pemandang.
Baca Juga: 5 Contoh Soal Essay Kelas 8 Semester 2 Bab 1 Lengkap Dengan Kunci Jawaban
“Ada 2 kemungkinan yang mungkin terjadi, yang pertama terkait jabatan, kemungkinan pemerintah Hindia Belanda ingin membuat kompleks pemakaman khusus untuk pejabat lokal dan bangsa asing, kemungkinan kedua yaitu Hiratio Nelson menganut agama berbeda dari bangsa Belanda lainnya,”
Itulah informasi mengenai makam yang berdiri di tengah pusat kota Sungailiat yang telah berdiri dari tahun 1845 hingga kini. ***