Geram Atas Penyataan Macron, MUI Serukan Boikot Produk Prancis

- 2 November 2020, 14:48 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Pusat KH Muhyiddin Junaidi.
Wakil Ketua Umum MUI Pusat KH Muhyiddin Junaidi. /ANTARA/Muhammad Zulfikar/aa.

Sementara itu, Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia berharap pemerintah Indonesia segera merespon dan mengambil sikap atas pernyataan presiden Prancis tersebut dengan mendorongnya untuk meminta maaf kepada umat Islam.

"Ini untuk mencegah berlarut-larutnya polemik pemeluk agama yang berbeda," kata Ketua Presidium MER-C, Dr. Sarbini Abdul Murad.

Baca Juga: Megawati Anggap Generasi Milenial adalah Generasi yang Manja dan Soroti Pasca Demo Anarkis

Dia mengatakan MER-C menyesali dan mengecam "pernyataan tidak bertanggung jawab" Macron yang dapat mengganggu harmoni di antara penganut agama yang berbeda di dunia.

Pernyataan Presiden Macron tentang Islam dan pembelaan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, mengutip "kebebasan berekspresi", telah memicu reaksi balik dari Muslim di seluruh dunia selama beberapa hari terakhir.

Pernyataan Macron menyusul pemenggalan kepala Samuel Paty, seorang guru sejarah dan geografi, karena menayangkan kartun Nabi Muhammad di kelas pada 6 Oktober 2020, juga telah memicu kontroversi atas konten "Islamofobia" mereka.

 

Abdullakh Anzorov, 18, yang membunuh Paty pada 16 Oktober 2020, kemudian ditembak mati oleh polisi Prancis. Anzorov sempat merasa tersinggung dengan Paty yang menunjukkan kartun tersebut kepada siswa.

"Prancis tidak akan melepaskan kartun kami," BBC mengutip ucapan Macron setelah kematian Paty.

Setelah kematiannya, Paty dianugerahi Légion d'honneur, penghargaan tertinggi Prancis.***(ANTARA)

Halaman:

Editor: Ryannico

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah