Tragedi Kanjuruhan Malang Ternyata Jadi Tragedi Terbesar Kedua Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

3 Oktober 2022, 11:00 WIB
Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. /Dok. PMJ News/

Portalbangkabelitung.com - Tragedi Kanjuruhan Malang Ternyata Jadi Tragedi Terbesar Kedua Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia.

Simak artikel di bawah ini untuk mendapat informasi terbaru terkait kerusuhan tang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 malam kemarin menjadi tragedi yang memilukan sepanjang sejarah sepak bola Indonesia bahkan dunia.

Baca Juga: Larangan FIFA Gunakan Gas Air Mata di Kanjuruhan Malang, Ini Tanggapan Mabes Polri

Kerusuhan tersebut setidaknya menewaskan 129 korban jiwa (update 3 Oktober 2022 pagi) dan ratusan orang mengalami luka – luka akibat bentrokan antar supporter Arema FC dan Persebaya BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Bukan hanya supporter dewasa, bahkan ada anak - anak dan polisi yang menjadi korban pada kerusuhan tersebut.

Menurut catatan sejarah dunia, dikutip dari footballgroundguide.com tragedi ini merupakan kerusuhan kedua terbesar setelah sebelumnya pernah terjaid kerusuhan besar di Stadion Nasional (Estadio Nacional), Lima, Peru, saat laga Peru vs Argentina pada 24 Mei 1964.

Baca Juga: UPDATE Jumlah Korban Meninggal Dunia dan Luka Pada Tragedi Kericuhan Persebaya VC Arema, Bertambah Lagi!

Kejadian yang menewaskan 326 orang tersebut terjadi akibat kerusuhan di dalam stadion dan dihalau polisi yang membuat penonton panik berlari di pintu keluar yang ternyata masih tertutup dan membuat banyak yang terinjak-injak.

Tragedi memilukan yang terjadi di Malang merupakan tragedi besar yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang.

Kerusuhan tersebut terjadi usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 atas Arema FC.

Baca Juga: IDENTITAS Nama Korban Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Ramai Dicari Warganet

Tidak menerima kekalahan, suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial sehingga polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.

Penonton yang panik berlarian ke arah pintu keluar yang akhirnya terjadi penumpukan yang mengakibatkan banyak penonton yang terinjak – injak dan sesak nafas.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Baca Juga: Buntut Kericuhan Kanjuruhan Malang, Arema FC Dilarang Gelar Kandang di Sisa Laga BRI Liga 1 2022 2023

Diketahui PSSI masih melakukan investigasi terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang atas pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi menyampaikan jika sampai saat ini masih menunggu laporan resmi dari pengawas pertandingan dan laporan dari Kepolisian.

“Kita tunggu informasi resmi dari pengawas pertandingan dan laporan dari kepolisian,” ujar Yunus.

***

 

 

Editor: Dea Megaputri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler