Network
Portalbangkabelitung.com- Andritany Ardhiyasa selaku Wakil Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) sebut kondisi ekonomi para pemain sangat menyedihkan ketika Liga 1 dan Liga 2 mati suri selama setahun lebih.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tidak dapat menggelar kompetisi sejak Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.
Baca Juga: Afghanistan Sebut Penarikan Cepat Pasukan AS Dan NATO Sebagai Penyebab Konfil Taliban Makin Berkepanjangan
Hal itu karena mereka tidak mengantongi izin dari kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun, PSSI dan PT LIB telah mengambil keputusan untuk kembali memulai Liga 1 pada 20 Agustus 2021.
Sedangkan untuk Liga 2 masih belum bisa dipastikan.
Baca Juga: Kemenaker Konfirmasi Pesan Pengisian Data Yang Beredar Di Group WA Adalah HOAX!
"Bisa dikatakan, kondisi pemain cukup miris lha ya. Apalagi kalau bicara pemain di Liga 2, bahkan belum ada yang dikontrak," kata Andritany Ardhiyasa dikutip dari m.bola.com.
"Kalau pun sudah ada yang dikontrak, kontraknya telah berakhir pada 2020. Bahkan ada juga pemain yang kontraknya diputus secara sepihak tanpa diskusi," imbuhnya.
Ia tidak bisa menjelaskan maksud dari kehidupan miris para pemain saat Liga 1 dan Liga 2 vakum.
Baca Juga: Ketua PB HMI Membantah Telah Mengeluarkan Surat Intruksi Unjuk Rasa Di Istana Presiden
Andritany mengatakan bahwa situasinya berkaitan dengan ekonomi.
"Berbicara lagi tentang ekonomi pemain. Ketika kontrak diputus, mau dapat pemasukan dari mana lagi? Pesepak bola hanya menggantungkan hidup di sepak bola," tutur Andritany.
Baca Juga: 20 Kata Perjuangan 17 Agustus 2021 Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia ke 76 RI, Motivasi dan Inspirasi
"Mungkin ada yang punya keahlian lain, tapi tidak semuanya. Sekarang, bagaimana pemain yang hanya menggantungkan hidupnya di sepak bola? Berarti tidak ada pemasukan sama sekali. Kalau bicara ekonomi, sangat sedih," lanjutnya.***
