Monumen Lawang Gintung Menyimpan Banyak Filosofi dan Makna Mengenai Masyarakat Sunda

- 22 Februari 2021, 15:04 WIB
Lawang Gintung
Lawang Gintung /Jurnal Trip/

Portalbangkabelitung.com - Monumen Lawang Gintung yang begitu kokoh dan gagah ternyata menyimpan banyak filosofi dan makna bagi masyarakat Sunda. 

Monumen ini terletak di Taman Makam Pahlawan Kota Bandung.

Bangunan ini dapat dijadikan referensi pembelajaran sejarah oleh pelajar atau masyarakat.

Baca Juga: Berlibur ke Jogja dengan Budget Pas-Pasan? Kuliner Angkringan Jogja Solusinya!

Selain memang setiap detail bangunannya memiliki makna tersembunyi, monumen ini juga dibuat berdasarkan titik balik sejarah pada masanya.

Arsitektur Monumen Lawang Gintung ini bernama Raden Lalam Wiranatakusumah yang berinisiasi bersama Panglima Kodam III Siliwangi pada saat itu Mayjen TNI (Purn) Iwan Ridwan Sulanjana untuk membangun monumen ini untuk mengenang jasa para pahlawan dan kusumah bangsa yang rela berkorban demi Nusa Bangsa.

Bangunan Lawang Gintung merupakan bagian intregritas dari wilayah kadaton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati berfungsi sabagai gerbang utama memasuki wilayah kedaton atau ibu kota kerajaan.

Arsitektur Lawang Gintung memiliki bentuk muka yang sama dengan kadaton.

Kesamaan arsitektur bangunan kedaton begitu juga Lawang Gintungnya, terletak pada bagian suhunan (ampig dan wuwung) karena dibuat dengan estetika. Estetika yang luhung, agung, megah, berwibawa serta sarat akan simbol yang mengandung makna filosofi.

Baca Juga: Ayo Sebelum Terlambat! Ubah Mindset dengan Life Hacks Berikut Mulai dari Sekarang, agar Harimu Lebih Produktif

Ornamen ukiran pada bagian Ampig merupakan simbol- simbol filosofi khas khasanah budaya yang mengandung nilai- nilai spiritual manusia sunda terhadap tuhan alam dan sesama manusia.

Alam dan sesama manusia adalah sikap spiritual yang integritas.

Lawang Gintung merefleksikan konsep arsitektur utuh bangunan rumah yaitu adanya suhunan, pamikul, tihang, wuwung, ampig. 

Baca Juga: Ribuan Bahasa Minor Diambang Kepunahan

Suhunanan, melambangkan mastaka atau kepala yang didalamnya berisi otak dan nalar.

Wuwung, melambangkan makuta, mahkota, berkarakter pemimpin yang bijak dan berwibawa.

Ampig, melambangkan beungeut, wajah, raut muka yang mencerminkan kepribadian seperti berlaku jujur, setia, berani.

Pamikul, melambangkan fungsi pundak dengan karakter tanggon.

Palang, melambangkan tulang dada yang di dalamnya terdapat naluri dan nurani.

Baca Juga: Inggris Inginkan Penyelidikan Atas China, Akibat Dugaan Pelanggaran HAM

Tihang, melambangkan fungsi tulang tonggong suku atau kaki yang di mana suku atau kaki menyambung ke arah tulang punggung, di situ manusia bisa berdiri tegak dan memiliki makna gerak langkah dan satangtung tangguh.

Dalam filosofi arsitektur sunda, bangunan rumah adalah simbol dari wujud lahir dan batin manusia dengan karakteristiknya.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media jurnaltrip.pikiran-rakyat.com dengan judul "Monumen Lawang Gintung di Taman Makam Pahlawan Bandung, Aset Sekaligus Simbol Budaya Sunda" yang tayang pada Minggu, 16 Agustus 2020.***(Jurnal Trip/M Elgana Mubarokah)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Jurnal Trip


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah