Kemudian menuju ke tahap akhir yang mana merupakan tahap yang unik. Dimana dalam tahap ini terdapat barang-barang persembahan yang terbuat dari kertas.
Ini merupakan duplikasi tiruan dari barang barang yang nyata seperti baju, sepatu dan barang-barang kebutuhan hidup lainnya.
Termasuk yang paling nyentrik dari persembahan adalah mata uang arwah untuk sembahyang Cheng Beng dengan cara dibakar beserta barang duniawi lainnya.
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa barang duniawi tersebut nantinya akan digunakan dan bermanfaat oleh para leluhur di akhirat.
Ada pula yang berpendapat itu sebagai hadiah sekaligus modal persiapan penghidupan didunia arwah selama satu tahun sekaligus mengurangi kesengsaraan di akhirat.
Baca Juga: Cerita Daerah Bangka Belitung: Asal Usul Desa Batu Rusa Merawang, Sejarahnya Jarang Diketahui
Dalam tahap akhir ini, uang tiruan tersebut juga akan dibakar, uang arwah untuk di akhirat yang disebut Kimcua (uang emas) dan Gincua (uang perak).