Detik-detik Peristiwa G30SPKI, Kronologi Peristiwa, Hingga Perburuan Para Jenderal

- 28 September 2021, 09:42 WIB
Detik-detik peristiwa G30SPKI, Kronologi /Tangkapan layar YouTube/ Fathur Rachim.
Detik-detik peristiwa G30SPKI, Kronologi /Tangkapan layar YouTube/ Fathur Rachim. /

Portalbangkabelitung.com- Indonesia menyimpan banyak sejarah kelam yang harus diingat oleh para pemuda. Salah satunya peristiwa Gerakan 30 September atau yang biasa dikenal dengan nama G30SPKI.

Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ketika enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.

Seorang gadis kecil, Ade Irma Nasution, putri dari Jenderal A.H. Nasution juga harus menjadi korban kebiadaban PKI.

Baca Juga: Sejarah Kelam G30S/PKI, Menewaskan 10 Orang Petinggi Militer dan Seorang Gadis Kecil

Dirangkum Portalbangkabelitung.com dari chanel YouTube Matahatipemuda, inilah detik-detik tragedi G30SPKI.

Detik-detik Peristiwa G30SPKI

Pada tahun 1965 Partai Komunis Indonesia atau PKI pimpinan DN Aidit berinisiatif dengan bulat untuk mengkudeta Dewan Jenderal yang diyakininya akan mengkudeta Presiden Soekarno dan menghancurkan PKI.

Dengan begitu PKI dan sejumlah tokoh lainnya mengadakan gerakan yang rencananya akan dilakukan pada malam 30 September 1965.

Dengan berbagai pertimbangan yang ada, Letnal Kolonel Untung menggalang puluhan pasukan Cakrabirawa yang bersepakat dengan PKI dan para tokoh lainnya untuk melakukan misi G30S pada malam 30 September 1965.

Baca Juga: Cara Agar Segala Urusan Dimudahkan, Ustadz Adi Hidayat Bocorkan Tips Berikut Ini

Dalam operasi G30S ini mereka menculik dan menghabisi para jenderal yang mereka tuduh akan bertindak makar kepada Presiden Soekarno.

Target utama dalam operasi ini adalah Panglima Militer AD, Jenderal A.H Nasution.

Memburu Jenderal A.H Nasution

1 Oktober 1965 pukul 04.00 WIB, Letnan Arief yang memimpin pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Jenderal A.H Nasution datang ke rumah Nasution dengan membawa pasukan sebanyak 4 truk dan 2 mobil militer.

Tidak lama kemudian, Ade Irma Nasution yang berada di kamar ikut terbangun.

Dalam peristiwa ini Jenderal A.H Nasution berhasil meloloskan diri dengan melompat dinding di belakang rumahnya yang berbatasan dengan kantor kedutaan Iraq.

Baca Juga: Sembuhkan Penyakit! Ini Keutamaan Surah Al-Fatihah dan Keistimewaan Menurut Ustadz Adi Hidayat

Namun naasnya, putri Jenderal A.H Nasution, Ade Irma Suryani yang baru berusia 5 tahun tewas tertembak di punggungnya.

Di sisi lain, ajudan Nasution bernama Pierre Tendean yang mencoba menyelamatkan Jenderal A.H Nasution dari pasukan Cakrabirawa justru mengaku sebagai Jenderal A.H Nasution dan akhirnya ia tertangkap. Bahkan ia juga ikut terbunuh di Lubang Buaya.

Pada malam itu jenderal lainnya juga didatangi oleh pasukan cakrabirawa dan dibawa paksa ke truk menuju kawasan Lubang Buaya.

Pasukan ini berdalih bahwa para jenderal ini disuruh menghadap Presiden Soekarno di istana dengan alasan negara dalam keadaan darurat.

Baca Juga: Mau Sedekah, Tapi Bingung? Simak Perbedaan Zakat, Infaq dan Sodaqoh oleh Ustad Adi Hidayat

Beberapa jenderal curiga dan langsung melakukan perlawanan. Mayjen Ahmad Yani harus meninggal di depan kamarnya, MT Haryono juga tertembak di kamarnya, D.I Pandjaitan ditembak saat masih berdoa di rumahnya.

Para jenderal lainnya, Letnan Jenderal R. Suprapto, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal S. Parman dibawa paksa dengan hanya mengenakan baju tidur dan tanpa diizinkan berganti pakaian.

Disamping itu, Pierre Tendean yang mengaku sebagai Jenderal A.H Nasution yang dibawa ke kawasan Lubang Buaya di Jakarta Timur, disuruh berjongkok kemudian ditembak sebanyak 4 kali dari belakang.

Kapten Pierre Tendean pun gugur demi menyelamatkan Jenderal A.H Nasution. Pengorbanan yang luar biasa untuk bangsa dan negaranya.***

Editor: Suhargo

Sumber: YouTube Matahatipemuda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x