Jika ada perbedaan Idul Adha antara satu tempat dengan tempat lainnya dalam hal ini Indonesia dan Arab Saudi, bukan serta merta puasa Arafah orang tersebut haram.
Buya Yahya menjelaskan perbedaan itu terjadi pertama tentang menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah.
"Menetapkan tanggal 1 bulan Ramadhan atau bulan lainnya yaitu dengan hilal, rukiyatul hilal, melihat rembulan," kata Buya Yahya.
"Atau yang menggunakan hisab, ada, ada hitungannya," lanjut Buya Yahya.
Baca Juga: Kapan Arab Saudi Idul Adha 2022? Simak Penetapan Hari Raya Idul Adha 2022 dan Wukuf Arafah di Mekah
Dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Ulama yang berbeda pendapat ini dikatakan Buya Yahya adalah ulama yang besar dan tahu ilmunya.
"Mahdzab Syafi'i grup besar, mahdzab Malik grup besar. Perbedaan ulama-ulama hebat semuanya," jelas Buya Yahya.
Dalam penjelasannya Buya Yahya menyampaikan mahdzab Malik dan beberapa mahdzab lainnya seperti mahdzab Hanafi dan Hambali menetapkan, jika tanggal 1 ada di suatu tempat maka yang lainnya boleh menyeragamkan tanggal 1 itu.
"Jadi tidak ada perbedaan mutlak, tidak ada perbedaan tanggal. Misalnya di Indonesia sudah terlihat hilal tanggal 1, maka dunia semua boleh mengikuti. Ini pendapat Imam Malik rahimanullah," terang Buya Yahya.