Rangkuman Mapel Sejarah Kelas 10 Bab 3: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara, Simak Segera!

- 7 Maret 2024, 11:26 WIB
Rangkuman Mapel Sejarah Kelas 10 Bab 3: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara, Simak Segera!
Rangkuman Mapel Sejarah Kelas 10 Bab 3: Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara, Simak Segera! /

PORTAL BANGKA BELITUNG-  Inilah rangkuman mapel Sejarah kelas 10 Bab 3 tentang islamisasi dan silang budaya di nusantara.

Pelajari rangkuman mapel Sejarah kelas 10 Bab 3 materi islamisasi dan silang budaya di nusantara untuk membantu peserta didik belajar.

Simak teks rangkuman Sejarah tentang islamisasi dan silang budaya di nusantara cocok untuk peserta didik kelas 10.

Baca Juga: Isi Teks Rangkuman Mapel Sejarah Kelas 11 Bab 3 Di Bawah Tirani Jepang, Pelajari Selengkapnya!

Inilah rangkuman mapel Sejarah kelas 10 materi islamisasi dan silang budaya di nusantara berikut penjelasannya dibawah ini.

Inilah rangkuman Sejarah yang mempelajari islamisasi dan silang budaya di nusantara sebagai referensi pembelajaran.

Berikut rangkuman mapel Sejarah Bab 3 islamisasi dan silang budaya di nusantara untuk peserta didik kelas 10. 

Baca Juga: Rangkuman Sejarah Kelas 12 Bab 2 Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Parlementer

1. Perkembangan Islam di Nusantara tidak pernah terlepas dari dinamika Islam di kawasan-kawasan lain. Karena itu, adalah keliru pandangan yang menganggap seolah-olah Islam Nusantara berkembang secara tersendiri serta terisolasi dari perkembangan dan dinamika Islam di tempat-tempat lain. Peradaban Islam Nusantara juga menampilkan ciri-ciri dan karakter yang khas, relatif berbeda dengan peradaban Islam di wilayah-wilayah perabadan Muslim lainnya, misalnya Arab, Turki, Persia, Afrika Hitam, dan Dunia Barat.

2. Islam yang datang pertama kali adalah Islam yang umumnya dibawa para guru pengembara Sufi, yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan Islam. Islam sufistik yang dibawa para guru pengembara ini jelas memiliki kecenderungan kuat untuk lebih menerima terhadap tradisi dan praktik keagamaan lokal. Bagi guru-guru Sufi pengembara ini, yang paling penting adalah pengucapan dua kalimah syahadat, setelah itu barulah memperkenalkan ketentuan ketentuan hukum Islam.

Halaman:

Editor: Dea Megaputri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x