Norwegian Air Shuttle Memutuskan Untuk Menjual Pesawat Jenis Boeing 737 Karena Sering Terjadi Kecelakaan

- 20 Februari 2021, 00:46 WIB
Ilustrasi Armada Norwegia Airline
Ilustrasi Armada Norwegia Airline /Instagram/@norwegian__air

Salah satunya adalah Pesawat Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 dengan 189 korban jiwa dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 pada Maret 2019 yang merenggut 157 korban jiwa.

Kedua kecelakaan itu terjadi tak lama setelah lepas landas dan sebagian besar mengikuti pola yang sama. Kesalahan perangkat lunak diduga menjadi faktor penyebab jatuhnya Boeing 737 Max.

Baca Juga: Lowongan Kerja Bulan Febriuari 2021 Bagi Lulusan SMK Hingga S1 Fresh Graduate , Simak Batas Pendaftarannya!

Sebelum terjadinya kecelakaan di Ethiopia, ada sekitar 370 pesawat penumpang Boeing 737 MAX 8 yang beroperasi di seluruh dunia,di mana ada sekitar 5.000 pesanan. Setelah kecelakaan itu, semua pesawat MAX 737 dilarang terbang di seluruh dunia.

Pihak perusahaan Boeing telah memperbarui perangkat lunak pesawat menyusul kesalahan pada sistem kontrol MCAS yang terkait dengan kecelakaan tersebut.

Setelah kecelakaan tersebut, Boeing membukukan kerugian kuartalan terbesar dalam sejarah perusahaan.

Baca Juga: Bikin Geger, E-KTP Disebut Terpasang Cip Pelacak, Fakta atau Hoax?

Pada Januari 2020, Boeing mengumumkan penghentian produksi lebih lanjut dari pesawat MAX.

Namun, beberapa pekan lalu, Boeing 737 Max disetujui kembali terbang oleh European Aviation Safety Agency EASA untuk terbang di Eropa.

Patrick Ky selaku direktur eksekutif Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (European Union Aviation Safety Agency/EASA) mengatakan Boeing 737 Max akan diizinkan terbang selama memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh badan tersebut dan pilot selalu mengikuti pelatihannya.

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah