Kisah Panjang Phil Knight, Pendiri Nike yang Sukses Besar

- 8 Oktober 2020, 14:30 WIB
Pendiri Nike.
Pendiri Nike. /Bloomberg/Bloomberg via Getty Images

Portalbangkabelitung.com - Sebagai salah satu brand olahraga, rasanya tak asing mendengar 'Nike'.

Sebagai salah satu pemasok sepatu dan pakaian atletik yang tersebar di seluruh dunia, Nike bahkan sudah menjadi brand brand abadi untuk beberapa perangkat olahraga di pelosok dunia.

Phil Knight, demikianlah nama pendiri Nike yang masuk dalam jajaran orang terkaya dunia ke-25 versi majalah Forbes.

Baca Juga: Kaya Tanpa Modal Layaknya Abdurrahman Bin Auf

Namun, di balik kesuksesannya saat ini, banyak usaha keras yang telah dilakukannya.

Meskipun Knight bukanlah olahragawan atau pemilik tim olahraga, namun pengaruhnya terhadap dunia olahraga sangat luar biasa.

Knight pernah menjabat sebagai chief executive officer dan chairman, dijuluki "orang paling berkuasa dalam olahraga" oleh 'Sports Illustrated'.

Baca Juga: Ini 4 Destinasi Wisata Sejarah di Papua yang Menarik untuk Didatangi

Sebagaimana diberitakan Potensibisnis.com dalam artikel, "Kisah Sukses: Pendiri Nike, Phil Knight Merupakan Orang Terkaya di Dunia", berikut kisah sukses Phil Knight.

Phil Knight lahir pada tanggal 24 Februari 1938, ia adalah seorang putra pengacara yang menjadi penerbit surat kabar, William W. Knight dan istrinya Lota. Ayahnya adalah orang mendorong Phil Knight untuk tumbuh melebihi batas kemampuannya.

Sejak Knight sekolah di Cleveland High School di Portland, ia sudah suka berlari dan menjadi anggota kunci dari tim lari.

Baca Juga: Seluruh Daftar Drama Korea Terbaru, Tayang Oktober 2020

Setelah itu, Knight melanjutkan studi ke Universitas Oregon (UO) di Eugene, di mana ia terus sering berlari. Di sana Knight bertemu dengan pelatih trek legendaris Bill Bowerman, hingga Knight dilatihnya sebagai pelari jarak menengah.

Knight pun menjalin persahabatan yang dalam dan bermakna dengan Bowerman. Setelah lulus dengan gelar jurnalisme pada tahun 1959.

Sempat mengalami krisis kehidupan, Knight bingung tentang masa depannya bahkan setelah lulus. Dirinya juga tak yakin apa yang sebenarnya yang ingin dia lakukan. Lalu, ia pun mendaftar di tentara dan menyelesaikan satu tahun dinas.

Baca Juga: Kontroversial Omnibus Law Cipta Kerja: Naskah Akademik dan Draf UU Cipta Kerja

Sesudah itu, dia memutuskan untuk mendaftar di Stanford’s Graduate School of Business. Salah satu kursus yang dia pelajari adalah kelas bisnis kecil Frank Shallenberger yang menurutnya sangat menarik.

Saat mengerjakan tugas di mana siswa harus menemukan bisnis baru, Knight tiba-tiba terpikirkan untuk bisnis yang berhubungan dengan sepatu olahraga.

Hingga ia pun menyadari bahwa tujuan hidupnya adalah untuk menciptakan bisnis yang berhubungan dengan sepatu. Kemudian Knight lulus dengan gelar MBA pada tahun 1962.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Depan Istana, Polda Metro Jaya Siapkan Rekayasa!

Knight pertama kali muncul dengan ide untuk Blue Ribbon Sports, merupakan nama awal Nike, selama berkuliah di Stanford.

Dia bekerja sama dengan pelatih lari kampusnya dari Oregon, Bill Bowerman, dan mereka berdua menyisihkan USD500 sekitar Rp7,4 juta hari ini, untuk memulai perusahaan.

Sebelumnya, Knight telah mengunjungi Jepang pada November 1962, di sana ia menemukan sepatu lari merek Tiger yang diproduksi oleh Onitsuka Co.

Baca Juga: Polemik UU OMNIBUS LAW, Demo Tak Efektif di Masa Pandemi Covid-19: PJS Sarankan Jalur Konstitusional

Dirinya pun sangat terkesan dengan kualitas tinggi dan biaya rendah dari sepatu tersebut sehingga akhirnya memutuskan langsung meneken kontrak distribusi dengan Onitsuka.

Sepulangnya dari Jepang, Knight sempat mengambil pekerjaan di sebuah kantor yang berbasis akuntan di Portland, untuk menambah uangnya sambil menekuni rencana bisnisnya bersama pelatihnya tersebut. Blue Ribbon Sports pun lahir pada tahun 1964.

Knight dan Bowerman telah bekerja keras untuk membuat bisnis tumbuh. Beberapa tahun selanjutnya, mereka pun membuka toko ritel di Santa Monica, California, dan Eugene, Oregon.

Kinerja perusahaan pun berangsur baik pada akhir 1960-an dan menghasilkan keuntungan yang gemilang.

Namun, mereka sempat menghadapi beberapa ketidaksepakatan mengenai kontrak dengan Onitsaka pada tahun 1971 hingga memutuskan untuk memulai perusahaan mereka sendiri.

Lalu, seorang teman Knight yang juga karyawan Blue Ribbon Sports, Jeff Johnson, menyarankan untuk menamai perusahaan itu dengan nama "Nike", yang diambil dari nama dewi kemenangan bersayap Yunani.

Baca Juga: Para Rival Loyo, Marc Marquez Isyaratkan Comeback Akhir Bulan

Knight pun bercita-cita untuk merancang produk yang ingin digunakan oleh para atlet top dunia. Dia berkenalan dengan atlet trek Olimpiade, seperti pelari jarak jauh Steve Prefontaine dan berharap akan mempengaruhi orang lain untuk mencoba produk sepatunya.

Model sepatu Nike, Cortez pun memulai debutnya pada uji coba Olimpiade 1972 dan terbukti sangat menguntungkan.

Keuntungan perusahaan tumbuh berlipat ganda selama tahun-tahun berikutnya dan pada tahun 1980 Nike telah merebut setengah dari pasar sepatu atletik.

Nike mengalami pertumbuhan yang stabil sepanjang 1980-an dan 1990-an. Ketenaran perusahaan yang meningkat memungkinkan Knight mengikat lebih banyak olahragawan terkenal dunia seperti Michael Jordan, Andre Agassi, Charles Barkley, dan Tiger Woods.

Pada 1990-an, Nike memperluas bisnisnya dan bercabang menjadi pakaian hoki, golf, dan sepak bola. Strategi ekspansi agresif mereka membuahkan hasil dan perusahaan menikmati lebih dari USD10 miliar Rp147 triliun hari ini, dalam penjualan tahunan sebelum 1999.

Meski Phil Knight telah mengundurkan diri pada tahun 2004 sebagai CEO, namun ia tetap duduk di kursi dewan hingga Juni 2016.

Baca Juga: Sandiaga : Generasi Muda, Jadilah CEO Hebat dan Ciptakan Lapangan Kerja

Kini, Knight sibuk dalam filantropi. Salah satunya telah menjanjikan donasi lebih dari USD500 juta sekitar Rp7,3 triliun untuk Universitas Oregon dan Stanford's Graduate School of Business yang merupakan almamaternya.

Knight juga merupakan seorang miliarder dunia dengan total kekayaan USD41,5 miliar atau mencapai Rp614 triliun, pendapatan Nike sendiri saat ini berdasarkan data dari Forbes telah lebih dari USD39 miliar atau sekitar Rp577 triliun.***(Pipin L Hakim/Potensibisnis.com)

Editor: Ryannico

Sumber: potensibisnis.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x