Berjalannya pernikahan ini sama seperti pada umumnya. Kedua keluarga mempelai sama-sama meminta mahar pernikahan berupa emas, rumah, perhiasan, dan sejenisnya.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini juga sudah mengalami pergeseran. Yang terbaru, ada pernikahan terjadi antara orang mati dengan manusia yang masih hidup.
Baca Juga: Anda Menderita Asam Urat? Berikut 5 Bahan Alami Yang Bisa Meredakan Rasa Nyerinya
2. Tucia, Tiongkok (Menangis Berjam-jam)
Bagi warga Tucia, Tiongkok, ada tradisi unik pada 30 hari sebelum pernikahan. Untuk calon mempelai perempuan, diharuskan menangis minimal 1 jam dalam sehari. Jadi, mempelai perempuan harus menangis minimal 1 jam selama 30 hari jelang pernikahan.
Sepuluh hari setelah mempelai perempuan menangis, giliran ibu mempelai yang diharuskan untuk ikut menangis. Menyusul di kemudian hari adalah nenek mempelai yang juga harus ikut menangis. Pada akhir bulan, seluruh wanita dalam keluarga harus ikut menangis bersamaan.
Tangisan ini dilakukan sebagai bentuk ucapan terima kasih pengantin wanita kepada orang tuanya.
3. Suku Maasai, Kenya & Tanzania Utara (Meludahi Kepala)
Sama seperti benua lain, Afrika memiliki beberapa praktik budaya yang menark. Satu di antaranya adalah anggota suku Maasai di Kenya, dan Tanzania Utara.
Para penduduk di suku ini saling meludahi sebagai cara untuk memberkati satu sama lain. Keyakinannya adalah, jika mereka memiliki seorang bayi, maka akan dikutuk dan mungkin umurnya tidak akan lama.
4. Menikahi Pohon (India)