Portalbangkabelitung.com- Hari Raya Idul Adha merupakan sesuatu yang selalu dinantikan oleh umat muslim di Indonesia.
Selain dari menyembelih hewan kurban, ada beberapa daerah di Indonesia yang memiliki tradisi unik dalam memperingati semarak Hari Raya Idul Adha, beberapa di antaranya:
- Apitan
Sebagai wujud dari rasa syukur atas hasil bumi yang diberikan, masyarakat Semarang selalu melakukan apitan.
Tradisi ini dimulai dengan pembacaan doa untuk keselamatan para warga dan dilanjutkan dengan melakukan arak-arakan keliling kota.
Baca Juga: Resep Tongseng Kambing Khas Yogyakarta, Cocok Disajikan Saat Hari Raya Idul Adha 1442 H
Setelahnya warga akan berebut mengambil iring-iringan berupa hasil pertanian, seperti padi, jagung, terung, cabai, tomat, dan sejenisnya.
Masyarakat percaya bahwa hasil bumi yang mereka peroleh akan membawa berkah untuk mereka.
- Manten sapi
Manten sapi adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Pasuruan untuk menghormati hewan kurban yang akan mereka sembelih.
Sapi-sapi yang hendak dijadikan kurban akan didandani secantik mungkin layaknya pengantin.
Hewan tersebut juga akan diberikan kalung bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, serban, dan sajadah.
Selain untuk membungkus jenazah sebelum dimakamkan, kain kafan juga menjadi tanda kesucian orang yang berkurban.
Semua sapi yang sudah didandani akan diarak oleh ratusan warga menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.
Baca Juga: Pandemi Melanda Begini Hukum Shalat Idul Adha 2021 di Rumah
Setelah sapi disembelih, ibu-ibu akan turut memeriahkan tradisi ini dengan bumbu masak dan peralatan dapur untuk acara makan bersama.
- Mepe kasur
Masyarakat Using di Banyuwangi menyambut hari raya Idul Adha dengan tradisi unik.
Tradisi ini dikenal dengan istilah mepe kasur atau menjemur kasur ini selalu diadakan setiap mendekati Idul Adha.
Menariknya, proses menjemur kasur harus dilakukan secara serentak sejak pagi hari di depan rumah masing-masing.
Baca Juga: Syahrini Putuskan Untuk Hijrah dan Pakai Hijab, Ini Alasannya!
Sesekali, mereka akan membalik kasur menggunakan alat tebah atau sapu lidi agar kembali bersih.
Warga percaya bawa tradisi menjemur kasur menjadi cara untuk menolak bala, sekaligus menjauhkan segala hal-hal buruk dari rumah. ***