AS dan Jepang Lakukan Latihan Angkatan Laut Bersama Strategi Menghadapi China dan Korea Utara

24 Februari 2021, 14:28 WIB
Ilustrasi kapal perang /Seputartangsel.com/Foto: Pixabay/dassel

Portalbangkabelitung.com - Saat ini di perairan Asia Timur tengah dilakukan latihan bersama angkatan laut Amerika Serikat dan Jepang.

Latihan dengan menggunakan alat berbasis komputer tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menghadapi China dan Korea Utara.

Mereka mengumumkan adanya latihan berbasis computer ini pada Senin 21 Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Maestro Tari Legong Meninggal Dunia, Jubir Presiden: Selamat Jalan Pelestari Kebudayaan Indonesia

 

 

Resilient Shield 2021 akan berlangsung mulai 23 Februari hingga 26 Februari 2021 di lebih dari 77 pusat komando Amerika dan Jepang.

Dalam sebuah pernyataan, Armada ke-7 mengatakan latihan tahunan berbasis komputer akan menguji taktik bersama untuk menghadapi ancaman regional, termasuk China dan Korea Utara, dan untuk memastikan pasukan AS dan Jepang 'dilatih dengan baik'.

Kapten Leslie Sobol, direktur Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu Satuan Tugas armada, juga menyebut latihan itu sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan Jepang.

Baca Juga: Palestina Akan Adakan Pemilu, Israel Khawatir Kepemimpinan Akan Jatuh Ke Tangan Hamas

"Resilient Shield berfungsi untuk meningkatkan kerja sama dan lebih mengintegrasikan kemampuan pertahanan rudal Jepang dan Amerika Serikat yang tak tertandingi," ujarnya, dikutip dari laman Express.

"Latihan ini akan mengasah keterampilan taktis dan operasional kami untuk mengalahkan kemungkinan pertahanan rudal yang paling menekan," katanya menambahkan.

AS dan Jepang telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut satu sama lain di Laut Natuna Utara selama setahun terakhir.

Baca Juga: Usai Kasus Narkoba Kompol Yuni, Terkuak Lagi 7 Personel Polri Positif Narkoba di Jambi

Presiden Joe Biden sebelumnya telah berjanji untuk memperkuat hubungan Amerika dengan Jepang untuk melawan China, menjanjikan 'pencegahan yang diperpanjang'.

Di sisi lain, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berkata setelah panggilan telepon dengan Joe Biden jika kedua negara telah mendapatkan kesepakatan.

"Kami berhasil melakukan pertukaran substansial. Kami setuju untuk memperkuat aliansi kami dengan melakukan lebih banyak panggilan telepon seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Hasil Liga Champions, Tendangan Salto Olivier Giroud Menangkan Chelsea Atas Atletico Madrid

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga mengatakan kepada menteri luar negeri Filipina, Teodoro Locsin, bahwa Amerika Serikat menolak klaim maritim China di Laut Natuna Utara di luar yang diizinkan berdasarkan hukum internasional.

Dia mengatakan Washington mendukung Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang menolak tekanan dari Beijing, yang telah mengklaim wilayah luas Laut Natuna Utara.

Latihan gabungan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah kapal penjaga pantai China memasuki perairan teritorial Jepang di dekat Kepulauan Senkaku yang disengketakan, di mana Tokyo dan Beijing mengklaim kepemilikannya.

Baca Juga: 5 Tes Kesehatan yang Dianjurkan Untuk Rutin Dilakukan, agar Terhindar dari Penyakit Serius

Kantor berita Kyodo mengatakan penjaga pantai Jepang melaporkan empat kapal penjaga pantai memasuki perairan Jepang pada Senin pagi.

Kapal-kapal tersebut, dengan setidaknya satu tampak dipersenjatai dengan meriam otomatis, mengarahkan busur mereka ke kapal penangkap ikan Jepang dan bergerak mendekatinya.

Mereka kemudian meninggalkan daerah itu ketika unit penjaga pantai Jepang tiba.

Penjaga pantai Jepang mengatakan intrusi itu menandai ketujuh kalinya tahun ini kapal China memasuki perairan negara itu.

Baca Juga: Tewaskan Warga Sipil, Myanmar Dapat Kecaman Dari Berbagai Negara

Diikuti dengan pernyataan Wang Yi, anggota dewan negara dan menteri luar negeri China, bersikeras Washington dan Beijing dapat bekerja sama dalam masalah jika mereka memperbaiki hubungan mereka.

Dia bersikeras Beijing siap untuk membuka kembali dialog konstruktif setelah hubungan merosot ke titik terendah dalam beberapa dekade, tetapi dia mendesak Washington untuk menghormati kepentingan inti China.

Pihak China meminta AS berhenti 'mencemarkan' Partai Komunis yang berkuasa, berhenti mencampuri urusan internal Beijing, dan berhenti 'berkomplot' dengan pasukan separatis untuk kemerdekaan Taiwan.

Dia juga meminta AS untuk menghapus tarif atas barang-barang China, dan meninggalkan 'penindasan irasional' terhadap sektor teknologi China.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat.com dengan judul "Buat China Ketar-Ketir, AS dan Jepang Latihan Bersama di Laut Natuna Utara" yang tayang pada Rabu 24 Februari 2021***(Pikiran Rakyat/Rahmi Nurfajriani)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler