Boeing, yang dikritik karena menyalahkan pilot atas kecelakaan 737 MAX 2018 di Indonesia yang kemudian dikaitkan dengan sistem yang salah, belum mengeluarkan komentar tentang penyebab kecelakaan Sriwijaya.
Menurut analisis keselamatan seluruh industri yang dikeluarkan oleh Airbus SE tahun lalu, kehilangan kendali dalam penerbangan merupakan kategori terbesar - atau 33 persen - dari semua kecelakaan sejak dimulainya era jet.
Pakar keamanan memperingatkan terlalu dini untuk mengatakan apa yang menyebabkan kecelakaan Sriwijaya. Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh serangkaian faktor terpisah.
Baca Juga: Langka! Kota Tabuk Arab Saudi Diselimuti Salju
Laporan awal Sriwijaya menemukan pesawat itu mengalami ketidakseimbangan dalam dorongan mesin yang akhirnya membawanya ke gulungan tajam dan kemudian menyelam terakhir ke laut.
Ketika pesawat mencapai ketinggian 8.150 kaki setelah lepas landas, tuas throttle mesin kiri digerakkan ke belakang sementara tuas kanan tetap di posisi semula.
Salah satu pilot berbicara kepada pengawas lalu lintas udara dan tidak ada bukti dalam laporan bahwa mereka melihat perbedaan daya dorong.
Baca Juga: Pecinta Kucing Harus Tau! Ternyata Kucing Tidak Boleh Diberi Makan Nasi
Pada sekitar 10.900 kaki, pilot otomatis melepaskan diri dan pesawat berguling ke kiri lebih dari 45 derajat dan mulai menukik, jatuh sekitar 25 detik kemudian, kata laporan itu.***