"Resilient Shield berfungsi untuk meningkatkan kerja sama dan lebih mengintegrasikan kemampuan pertahanan rudal Jepang dan Amerika Serikat yang tak tertandingi," ujarnya, dikutip dari laman Express.
"Latihan ini akan mengasah keterampilan taktis dan operasional kami untuk mengalahkan kemungkinan pertahanan rudal yang paling menekan," katanya menambahkan.
AS dan Jepang telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut satu sama lain di Laut Natuna Utara selama setahun terakhir.
Baca Juga: Usai Kasus Narkoba Kompol Yuni, Terkuak Lagi 7 Personel Polri Positif Narkoba di Jambi
Presiden Joe Biden sebelumnya telah berjanji untuk memperkuat hubungan Amerika dengan Jepang untuk melawan China, menjanjikan 'pencegahan yang diperpanjang'.
Di sisi lain, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berkata setelah panggilan telepon dengan Joe Biden jika kedua negara telah mendapatkan kesepakatan.
"Kami berhasil melakukan pertukaran substansial. Kami setuju untuk memperkuat aliansi kami dengan melakukan lebih banyak panggilan telepon seperti ini," ujarnya.
Baca Juga: Hasil Liga Champions, Tendangan Salto Olivier Giroud Menangkan Chelsea Atas Atletico Madrid
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga mengatakan kepada menteri luar negeri Filipina, Teodoro Locsin, bahwa Amerika Serikat menolak klaim maritim China di Laut Natuna Utara di luar yang diizinkan berdasarkan hukum internasional.
Dia mengatakan Washington mendukung Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang menolak tekanan dari Beijing, yang telah mengklaim wilayah luas Laut Natuna Utara.