10 Juta Dolar AS, Dana dari Jepang dan UNHCR Untuk Bantu Rohingya

- 3 Maret 2021, 19:56 WIB
Ilustrasi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar./
Ilustrasi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar./ /Antara/Rahmad

Portalbangkabelitung.com - Saat ini Etnis Rohingya masih menjadi perhatian dunia.

Di Myanmar Etnis Rohingya sering menjadi target kekerasan dari otoritas Myanmar.

Oleh karena itu banyak Etnis Rohingya yang melarikan diri dan terdampar di sejumlah negara di Asia Tenggara dan selatan.

Baca Juga: Dibuka Pendaftaran untuk 8 Orang yang Ingin Wisata ke Bulan pada Tahun 2023

 

Bangladesh menjadi salah negara yang menampung Rohingya.

Terbaru, Jepang dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menandatangani perjanjian untuk menyediakan sekitar 10 juta dolar AS.

Uang itu untuk meningkatkan akses ke air bersih di kamp-kamp di distrik Cox's Bazar Bangladesh, tempat lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya berlindung setelah tindakan keras militer di Myanmar pada 2017 silam.

Baca Juga: Beli iPhone 12 Pro Max, Wanita Ini Hanya Dapatkan Sekotak Minuman Rasa Apel

Kedutaan Jepang di Dhaka dan UNHCR mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk mendukung peningkatan pasokan air dan sistem distribusi untuk masyarakat tuan rumah Bangladesh dan pengungsi Rohingya di Teknaf, atau wilayah administratif Cox's Bazar.

"Area Teknaf di Cox's Bazar telah menghadapi tantangan dalam memastikan akses yang aman ke air bagi penduduk lokal selama bertahun-tahun. Situasi menjadi lebih menantang setelah masuknya Rohingya yang terpaksa melarikan diri dari Myanmar dalam beberapa tahun terakhir," kata pernyataan itu seperti dikutip oleh Portalbangkabelitung.com dari Pikiran-Rakyat.com 

Kontribusi tersebut akan membantu menstabilkan pasokan air dan meningkatkan kondisi kehidupan kedua komunitas.

Baca Juga: Dianggap Bawa Bibit Penyakit, Tiongkok Larang Impor Nanas dari Taiwan

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Jepang untuk Bangladesh Ito Naoki dan Asisten Perwakilan UNHCR Bangladesh Kashiwa Fumiko di kantor UNHCR di Dhaka.

Proyek ini akan dilaksanakan selama tiga tahun dan dilaksanakan dalam kerja sama erat dengan dan di bawah bimbingan dan kepemimpinan pemerintah Bangladesh.

"Ketika masuknya pengungsi dimulai pada Agustus 2017, komunitas lokal Bangladesh di wilayah Teknaf dan Ukhiya adalah yang pertama merespons, menyediakan tempat berlindung, makanan dan air bagi mereka yang terpaksa mengungsi," ujar Fumiko.

Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Ini Diputuskan Bersalah Atas Kasus Suap

Kashiwa mengatakan UNHCR, dengan dukungan pemerintah Jepang, berkomitmen untuk mendukung komunitas tuan rumah serta populasi Rohingya yang membutuhkan bantuan kemanusiaan lanjutan.

"Baik komunitas tuan rumah maupun pengungsi akan mendapatkan keuntungan dari proyek ini. Bantuan kemanusiaan Jepang untuk penerima bantuan ini telah mencapai 140 juta dolar AS, dan Jepang akan melanjutkan dukungannya ke Bangladesh dalam mencapai Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ucap Naoki.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas minoritas pada Agustus 2017.

Baca Juga: Sudah 25 Tahun Bekerja Petinggi Nike Ini Keluar, Bukan Karena Pensiun

Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA) mengatakan sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media pikiran-rakyat.com dengan judul "Bantu Rohingya, Jepang dan UNHCR Sepakat Kucurkan Bantuan 10 Juta Dolar AS" yang tayang pada 3 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Billy Mulya Putra)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x