"Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apapun yang melanggar pedoman kami,” tegasnya.
Setelah berkembang pesat di Myanmar, TikTok mengalami peningkatan unduhan yang kuat setelah militer melarang Facebook bulan lalu.
Tiktok juga menjadi populer di kalangan aktivis muda, dengan tagar protes #SaveMyanmar mencapai 805 juta tampilan.
Baca Juga: Pakar Kebebasan Beragama PBB Telah Menyikapi Tindakan Anti-Muslim yang Terjadi Diberbagai Dunia
Facebook, walaupun dilarang tapi tetap populer di Myanmar. Pihak facebook memperketat pengawasan kontennya sejak dituduh membantu kekejaman terhadap minoritas Muslim Rohingya pada tahun 2017.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Pangandaran.com dengan judul "Kudeta Makin Bergejolak, Kini Tentara Myanmar Pakai Tiktok untuk Ancam Bunuh Warganya Sendiri" yang tayang pada 5 Maret 2021***(Pikiran Rakyat Pangandaran/Enday Suhendar)