PortalBangkaBelitung.com - Keadaan darurat pada Pesawat Boeing 737 Max mendarat dengan selamat setelah pilot mematikan mesin salah satu mesin selama penerbangan
Dilarang terbang selama hampir 2 tahun Pesawat tersebut terkena masalah lagi
Pesawat yang membawa 95 penumpang dan 6 awak itu mendarat darurat di Newark, New Jersey, Amerika Serikat pada Jumat, 5 Maret 2021 waktu setempat setelah lepas landas dari Miami.
Baca Juga: Soal KLB di Sibolangit Ilegal, Wasekjen Partai Demokrat: Semua Sekarang di Tangan Presiden Jokowi
Pihak maskapai American Airlines mengatakan masalah yang mungkin terjadi terkait dengan tekanan oli mesin atau indikator volume dan bukan hasil dari apa pun yang terkait dengan sistem MCAS.
Sebagaimana Artikel ini Telah Tayang di Media Pikiran Rakyat dengan Judul "Boing 373 Bermasalah Lagi, Pilot Umumkan Keadaan Darurat dan Matikan Satu Mesin Pesawat" yang Tayang Pada Sabtu 6 Maret 2021
Kesalahan MCAS sebelumnya terkait dengan dua kecelakaan fatal Boeing 737 MAX pada maskapai Lion Air tahun 2018 dan Ethiopian Air tahun 2019 yang membuat pesawat itu dilarang terbang selama 20 bulan.
Produsen pesawat terbang Boeing mengatakan telah mengetahui penerbangan American Airlines dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan akan menyelidikinya.
American Airlines adalah maskapai penerbangan AS pertama yang melanjutkan penerbangan 737 MAX akhir tahun lalu menyusul persetujuan FAA tentang pembaruan keselamatan oleh Boeing.
Ketika itu perizinan pesawat Boeing 737 Max untuk terbang lagi. Administrator FAA Steve Dickson mengatakan dia yakin bahwa pesawat itu aman tetapi memperingatkan bahwa masalah mekanis dalam penerbangan kadang-kadang terjadi pada semua pesawat komersial.
Baca Juga: Kaya Dalam Semalam, Wanita Thailand Temukan Muntahan Ikan Paus Terjual Seharga Rp3,7 Miliar
"Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat di masa mendatang, Boeing 737 MAX akan kembali ke bandara asalnya, dialihkan, atau mendarat di tempat tujuan dengan sebenarnya atau diduga ada masalah dalam penerbangan,” kata Dickson.
Dia menambahkan FAA mengevaluasi semua peristiwa yang melibatkan maskapai penerbangan AS.
“Sangat penting untuk membedakan antara peristiwa rutin yang terjadi dengan pesawat apa pun dan masalah keselamatan akut yang menyebabkan hilangnya nyawa," ujarnya.***(Pikiran Rakyat.com/Julkifli Sinuhaji)