Tidak Terima Tuduhan Pemerkosaan Paksa, Tiongkok Sebut Wanita Uighur Pezina dan Pembohong

- 6 Maret 2021, 11:52 WIB
Potret sekelompok wanita Uighur
Potret sekelompok wanita Uighur /Reuters/Rooney Chen/

Portalbangkabelitung.com - Di kamp penahanan Muslim Uighur di provinsi Xinjiang barat laut, Tiongkok, telah terjadi peningkatan tuduhan pelanggaran berat hak asasi manusia dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut laporan, telah terjadi pemerkosaan sistemik dan bentuk pengendalian kelahiran paksa, termasuk sterilisasi yang menargetkan para wanita Uighur.

Tidak terima dengan tuduhan tersebut, Tiongkok menterang dengan menyebutkan bahwa mereka para wanita Uighur adalah pezina dan pembohong.

Baca Juga: Kaya Dalam Semalam, Wanita Thailand Temukan Muntahan Ikan Paus Terjual Seharga Rp3,7 Miliar

Pejabat Tiongkok yang menargetkan mantan tahanan Uighur dalam beberapa bulan terakhir dengan keras menolak tuduhan sterilisasi dan pelecehan paksa.

Tiongkok telah melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap mantan tahanan Uighur dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menghilangkan kritik internasional atas pelanggaran hal asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur.

Baca Juga: Aung La N Sang Menyikapi Tentang Gadis 19 Tahun yang Tewas Ditembak Oleh Militer

Para pejabat telah menyebut dan mempermalukan wanita yang telah berbicara menentang dugaan pelanggaran hak yang mereka alami selama dalam penahanan.

Dalam upaya untuk membatalkan klaim dan mendiskreditkan saksi wanita Uighur itu, pejabat Tiongkok telah membantahnya dengan data medis pribadi tentang wanita tersebut.

Para pejabat menuduh beberapa mantan tahanan wanita Uighur telah melakukan perzinaan dan salah satunya mengidap penyakit menular seksual.

Baca Juga: Diduga Menetap Secara Ilegal, 9 Warga Palestina Diusir Israel dari Yerusalem

Klaim itu diciptakan seolah menjadi bukti bagi pihak berwenang Tiongkok bahwa kesaksian para wanita Uighur yang lantang bersuara itu tidak dapat diandalkan lantaran punya "karakter yang buruk".

Wakil kepala departemen publisitas Xinjiang, Xu Guixiang mengatakan pada konferensi pers bulan Desember 2020 lalu bahwa pihak berwenang Tiongkok telah mengambil serangkaian tindakan untuk menegur beberapa media yang menurutnya keliru.

Langkah-langkah itu di antaranya adalah dengan menerbitkan kesaksian video yang direkam sebelumnya dari mantan narapidana wanita Uighur di kamp Xinjiang.

Baca Juga: Agar Suami Merasa Bersalah Tak Angkat Telepon, Seorang Ibu Tega Cekik Anaknya Sendiri

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x