Tidak Terima Tuduhan Pemerkosaan Paksa, Tiongkok Sebut Wanita Uighur Pezina dan Pembohong

- 6 Maret 2021, 11:52 WIB
Potret sekelompok wanita Uighur
Potret sekelompok wanita Uighur /Reuters/Rooney Chen/

Namun, konferensi pers yang dikontrol ketat itu menunjukkan bahwa pejabat Tiongkok menargetkan mantan tahanan tertentu yang telah memberikan kesaksian kepada media internasional.

Dalam konferensi pers pekan lalu, juru bicara kementerian luar negeri, Wang Wenbin menuduh seorang wanita Uighur tersebut telah menyebarkan "kebohongan dan rumor".

Sebagai bukti, Wang menunjukkan fakta bahwa wanita Uighur itu sama sekali tidak menyinggung pelecehan seksual di kamp dalam wawancara sebelumnya.

Baca Juga: Tidak Suka Hubungan Sang Anak dengan Pacarnya, Seorang Ayah Tega Penggal Putrinya

Sebagai senjata pamungkas, Wang juga membagikan detail pemeriksaan medis yang diklaimnya menunjukkan kesuburan wanita Uighur tersebut tanda dia tak pernah dipaksa diperkosa atau disterilisasi.

Sebelumnya, penolakan atas tuduhan perkosaan sistemik dan sterilisasi juga terjadi pada bulan lalu.

Pejabat Xinjiang membagikan apa yang mereka katakan sebagai catatan medis pribadi seorang mantan tahanan wanita Uighur yang dinyatakan menderita sifilis.

Baca Juga: Menlu Singapura Sebut Aksi Militer Myanmar Tembaki Demonstran Merupakan Aib Nasional

Mantan tahanan wanita Uighur lainnya juga digambarkan oleh seorang pejabat Xinjiang memiliki "karakter yang rendah".

"Dia malas dan suka kenyamanan, kehidupan pribadinya kacau, tetangganya mengatakan bahwa dia berzina selama di China," kata pejabat itu, seperti dilansir Portalbangkabelitung.com dari PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Seperti diketahui, Tiongkok telah dituduh melakukan pemerkosaan secara sistemik, sterilisasi paksa, penyiksaan, kerja paksa, dan pelanggaran lainnya.

Baca Juga: Balita Jatuh dari Lantai 12 Apartemen, Berhasil Diselamatkan Seorang Kurir

Sebuah laporan dari sebuah kantor berita internasional baru-baru ini yang menuduh pemerkosaan sistemik dan pelecehan seksual di kamp Xinjiang, mati-matian dibantah otoritas Tiongkok.

Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, angka kelahiran terpantau menurun drastis di provinsi barat laut yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Uighur

Para ahli telah mengaitkan penurunan tersebut dengan laporan para mantan tahanan wanita Uighur yang mengalami aborsi paksa, sterilisasi, pemasangan IUD dan penahanan karena terlalu banyak anak.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Pangandaran.com dengan judul "Sebut Wanita Uighur Pezina dan Pembohong, Tiongkok Tolak Tuduhan Perkosaan Paksa" yang tayang pada 3 Maret 2021***(Pikiran Rakyat Pangandaran/Ferdy Yudha Pratama)

Halaman:

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x