“Tentara berusaha untuk bergandengan tangan dengan seluruh bangsa, untuk menjaga demokras. Tindakan kekerasan yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan untuk membuat tuntutan, adalah hal yang tidak pantas,” tuturnya.
Kematian terakhir tersebut akan menambah jumlah korban menjadi 328 orang tewas dalam aksi kekerasan yang terjadi setelah kudeta terhadap Pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Militer Tewaskan Ratusan Demonstran, Jenderal Myanmar Dikritik Saat Rayakan Hari Pasukan Bersenjata" yang tayang pada 27 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Eka Alisa Putri)