Alami Kelumpuhan Wajah Setelah Vaksin Covid-19, Pria Asal Hongkong Tak Bisa Kedip Sebelah Matanya

- 28 Maret 2021, 21:44 WIB
Petugas medis dalam pakaian pelindung melayani orang-orang di pusat pengujian komunitas darurat untuk Covid-19 di Hong Kong pada 30 November 2020.
Petugas medis dalam pakaian pelindung melayani orang-orang di pusat pengujian komunitas darurat untuk Covid-19 di Hong Kong pada 30 November 2020. /REUTERS/Tyrone Siu/REUTERS

Portalbangkabelitung.com - Pandemi Covid-19 yang pertama kali muncul di China setahun yang lalu sampai saat ini masih terus menjangkit banyak orang.

Pandemi ini telah memberikan dampak negatif terhadap banyak aspek kehidupan.

Banyak cara yang dilakukan untuk menekan angka penularan Covid-19, salah satunya adalah dengan vaksinisasi.

Baca Juga: Penembakan di Pantai Virginia, Bintang Bad Girls Club Tewas dan Delapan Orang Terluka

Namun sebagian orang masih takut untuk di vaksin, karena beberapa orang mengalami efek samping yang tidak wajar.

Pemuda Hong Kong yang mengalami efek samping, setelah menerima vaksinasi Covid-19 dari vaksin Sinovac mengalami kelumpuhan sementara di wajah.

Dalam wawancara kepada South China Morning Post, Wilson Lam menuturkan jika bisa memilih lagi, dia tidak akan menerima vaksin Covid-19.

Baca Juga: Penikaman di Perpustakaan, Seorang Wanita Tewas dan Enam Orang Terluka

Penduduk Hong Kong berusia 26 tahun itu terbangun di rumah sakit setelah pingsan tak lama setelah inokulasi pada Rabu, 24 Maret 2021.

Dia terkejut menemukan sebelah wajahnya menjadi lumpuh. “Saya tidak bisa menutup mata kiri saya,” kata Lam seperti dikutip Portalbangkabelitung.com dari Pikiranrakyat-Bekasi.com.

“Sementara mulut saya bengkok ke sisi kanan, jadi saya hanya bisa makan dengan gigi di sisi itu. Situasi belum membaik sejauh ini,” sambugnya dengan suara kaku dari ranjang rumah sakit pada hari Jumat, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Salah Satu Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta, 64 Pengunjuk Rasa Terbunuh

Lam mengatakan otoritas kesehatan belum menarik kesimpulan apakah kasusnya terkait dengan suntikan Sinovac-nya atau bukan.

Dia juga menuturkan tidak ada pihak pemerintah yang mendekatinya untuk menindaklanjuti kejadian yang ia alami. "Saya menganggap diri saya orang yang tidak beruntung," katanya.

“Jika saya bisa memilih lagi, saya tidak akan mengambil vaksin. Tapi saya tidak akan menasihati orang lain apakah ia harus mengambilnya atau tidak karena ini adalah pilihan pribadi mereka," sambungnya.

Baca Juga: Salah Satu Hari Paling Berdarah Sejak Kudeta, 64 Pengunjuk Rasa Terbunuh

Lam adalah penduduk ke-12 yang diketahui mengalami kelumpuhan wajah sementara, suatu kondisi yang dikenal sebagai Bell's palsy, setelah menerima suntikan.

Penderita lainnya adalah semua pria berusia antara 37 dan 86 tahun, semuanya mengambil suntikan Sinovac kecuali satu, yang menggunakan vaksin lain yang didistribusikan di Hong Kong, BioNTech buatan Jerman.

Pemerintah mencantumkan Bell's palsy sebagai efek samping langka dari suntikan BioNTech saja, sementara ahli medis tidak menemukan hubungan langsung antara 11 kasus tersebut dengan vaksin Sinovac.

Baca Juga: Pernah Menjadi Korban Penusukan , Sebilah Pisau Bersarang di Dada Seorang Pria Selama Setahun

Pari Ahli di kota setempat mengatakan akan terus memantau situasi san menyarankan pihak berwenang dan produsen vaksin.

Apabila jumlah orang yang divaksinasi dan mengembangkan kondisi tersebut lebih tinggi daripada prevalensi Bell's palsy di antara populasi umum yang belum menerima suntikan.

Lam menerima dosis Sinovac setelah melakukan reservasi online. Dia mengatakan dia tidak memiliki preferensi untuk merek mana dan membuat keputusan berdasarkan seberapa dekat lokasi vaksinasi dengan rumahnya.

Baca Juga: Maraknya Serangan Anti-Asia di Amerika Serikat, Dua WNI Diserang Orang Tak Dikenal

Lam mengatakan dia tiba di Tseung Kwan O Sports Center sekitar pukul 14.30 pada hari Rabu dan merasa pusing sekitar 15 menit setelah mendapat suntikan. Dia pingsan saat keluar dari pusat rehabilitasi sekitar pukul 3 sore dan segera dikirim ke rumah sakit dengan bantuan.

Selain kesulitan dengan mulut, ia tidak bisa mengontrol mata kirinya. Pembengkakan awal di daerah sekitarnya sudah turun tapi dia masih belum bisa menutup kelopak mata. Dia masih merasa pusing dan nyeri di dadanya.

“Saya tidak memiliki penyakit kronis. Saya bermain sepak bola, sering berlari dan menganggap diri saya orang yang sehat,” katanya.

Baca Juga: Peringatkan Gelombang Keempat Pandemi, Dua Pendatang Ilegal di Vietnam Dinyatakan Positif Covid-19

Ia menambahkan satu-satunya penyakit yang dideritanya adalah gatal-gatal ketika dia berusia 15 tahun dan telah sembuh total.

“Akan lebih baik jika pemerintah bisa memberi tahu saya mengapa saya memiliki konsekuensi seperti itu. Ini sangat mempengaruhi mata pencaharian saya dan saya tidak tahu kapan saya bisa pulih," katanya.

Dia mengatakan akan meminta kompensasi dari pemerintah.

Sebelum inkolukasi massal dimulai pada 26 Februari 2021, pemerintah menyisihkan HK $ 1 miliar sekitar 1.8 miliar kurs (Rp1.855) untuk dana ganti rugi guna menawarkan kompensasi kepada siapa pun yang menderita efek samping yang serius.*

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul "Pemuda Hong Kong Alami Kelumpuhan Wajah Usai Terima Vaksin Covid-19 asal China" yang tayang pada 28 Maret 2021***(Pikiran Rakyat Bekasi/Ade Cahyana)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah