Hingga saat ini korban tewas sejak kudeta 1 Februari 2021 telah mencapai 440 orang.
Negara-negara termasuk AS, Inggris dan Uni Eropa mengutuk keras kekerasan tersebut.
Pelapor khusus PBB, Tom Andrews, mengatakan sudah waktunya bagi dunia untuk mengambil tindakan jika tidak melalui dewan keamanan PBB maka melalui pertemuan puncak darurat internasional.
Dia mengatakan pendanaan untuk junta, seperti pendapatan minyak dan gas, harus dipotong, begitu pula aksesnya ke senjata.
Sebagaimana artikel ini telah terbit di media Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Makin Kejam, Junta Myanmar Tembaki Warga Saat Sedang Melayat di Pemakaman" yang tayang pada 29 Maret 2021***(Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuhaji)