Maraknya Rasisme Terhadap Orang Asia, Pejabat Amerika Keturunan Asia Buka Baju untuk Tunjukkan Patriotismenya

- 30 Maret 2021, 22:19 WIB
ILUSTRASI rasisme
ILUSTRASI rasisme /PIXABAY/Javier Robles

Portalbangkabelitung.com - Rasisme terhadap orang Asia yang berujung menjadi kejahatan rasial saat ini sedang marak terjadi.

Akibat hal tersebut seorang pejabat Amerika keturunan Asia menunjukkan bekas luka merah di dadanya pada sebuah pertemuan.

Ia juga menunjukkan kepada orang-orang yang hadir seperti apa patriotisme itu. 

Baca Juga: Petugas Polisi Ancam Anak Laki-Laki Berusia 5 Tahun Dengan Pukulan Hingga Menangis Dikarenakan Bolos Sekolah

Penjabat itu bernama Lee Wong, ia bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat selama 20 tahun telah pindah ke Amerika Serikat dari Tiongkok dan telah tinggal di sana selama 51 tahun.

Dia mengatakan bahwa dia telah menghadapi rasisme dan harus ‘menerima banyak omong kosong dalam diam, memaafkan bahasa, terlalu takut untuk berbicara, takut lebih banyak pelecehan dan diskriminasi’.

Dia juga mengatakan patriotismenya telah dipertanyakan oleh orang-orang yang tidak bisa melupakan wajahnya.

Baca Juga: Emailnya Diretas dan Menerima Banyak Ancaman Pembunuhan, Seorang Ayah Diteror Ananknya yang Berusia 11 Tahun

Pada pertemuan dewan pengawas di West Chester Township, Ohio, ketua dewan membahas kekerasan dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika.

Ia kemudian dengan tenang membuka kancing bajunya untuk menunjukkan bekas lukanya.

“Saya berusia 69 tahun, dan saya akan menunjukkan seperti apa patriotisme itu,” katanya.

Baca Juga: Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin AstraZeneca 32.449 Orang Berpartisipasi, Berikut Hasilnya

“Ini buktinya. Ini didukung dari layanan saya di militer AS. Sekarang, apakah patriotik ini cukup?” ujarnya.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana ia dipandang sebagai warga Amerika Serikat yang berbeda.

“Saya tidak malu berjalan-jalan lagi. Sebelumnya, saya merasa terhambat. Orang-orang memandang saya dengan aneh dan berani mempertanyakan kesetiaan saya kepada negara ini, saya tidak cukup terlihat seperti orang Amerika,” ungkapnya.

Baca Juga: Aktivis Myanmar Lempar Sampah ke Jalanan Sebagai Bentuk Pembangkangan Sipil Terbaru

“Terakhir saya membaca Konstitusi Amerika, kami rakyat, kami semua sama. Kita sama,” sambungnya.

Lee Wong memberi tahu Cincinnati Enquirer bahwa pidatonya tidak direncanakan, tetapi menambahkan bahwa waktunya tepat mengingat apa yang terjadi di negara ini (Amerika Serikat).

“Pada saat itu, saya tidak tahu apa yang merasuki diri saya. Saya hanya tahu saya harus mengatakan sesuatu,” katanya.

Baca Juga: Maraknya Serangan Rasial Terhadap Orang Asia di AS, Indonesia Meminta AS Menjamin Keselamatan WNI

Dia menambahkan bahwa ini lebih dari sekadar penembakan yang terjadi di Atlanta di mana enam wanita Asia ditembak mati, tetapi tentang kebencian Asia yang merajalela di negara itu karena hal-hal seperti virus corona disebut "Virus China".

Salah satu dari banyak insiden rasisme yang dihadapi Lee Wong adalah ketika dia berimigrasi ke Chicago untuk mengejar gelar di bidang farmakologi di awal tahun 1970-an.

Dia dipukuli oleh seorang pria kulit putih yang mengira dia orang Jepang.

Namun, hakim menghukum pria itu hanya satu tahun masa percobaan, meninggalkan Lee Wong, yang dirawat di rumah sakit karena serangan itu.

“Selama dua tahun, saya marah pada dunia dan saya membenci orang kulit putih,” katanya.

Sebagaimana artikel ini telah terbit di media PikiranRakyat-Pangandaran.com dengan judul "Kerap Dapat Perlakuan Rasis, Pejabat Keturunan Asia Amerika Buka Baju untuk Tunjukkan Patriotismenya" yang tayang pada 30 Maret 2021***(Pikiran Rakyat Pangandaran/Dahelia Saputri)

Editor: Suhargo

Sumber: Pikiran Rakyat Pangandaran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah