Polisi menduga para siswa mungkin telah terbunuh oleh sambaran petir mengingat rambut dan telapak kaki mereka terbakar.
Selain itu, efek ledakan juga terlihat, di mana gelombang kejut menyebabkan luka di dalam tubuh pada dua mahasiswa tersebut.
"Kami diberi tahu pada pukul 4/5 sore bahwa kedua pemuda itu belum kembali," kata Letnan Stéphane Narbaud, komandan Peleton Gendarmerie Gunung Tinggi.
Komandan mengatakan mereka memobilisasi empat personel melalui darat dan dua relawan yang mengetahui daerah itu melalui udara, bersama dengan dua personel lainnya yang terbang di atas kerucut letusan meskipun dalam kondisi yang sangat sukar.
"Autopsi dijadwalkan besok. Ilmuwan forensik akan fokus untuk mengetahui bagaimana mereka meninggal dan tanggal kematian mereka," tambah jaksa penuntut umum Caroline Calbo.
Baca Juga: 2.000 Korban Meninggal Karena COVID-19 dalam 24 Jam Terakhir di India
Lebih lanjut, Komandan Narbaud memperingatkan para pendaki untuk menjauh dari gunung berapi.
"Jangan mengambil risiko masuk ke dalam "kandang". Anda sudah melihat risikonya," katanya.
Selain itu, dirinya juga menyebutkan kondisi jalanan setempat sangat tidak kondusif, mengingat adanya kabut yang tebal.