Karena foton terjerat, proyeksi yang tercetak pada satu foton secara bersamaan dibagi oleh keduanya.
Fenomena interferensi kemudian terjadi dari jarak jauh, tanpa perlu tumpang tindih balok, dan hologram akhirnya diperoleh dengan mendeteksi dua foton menggunakan kamera terpisah dan mengukur korelasi di antara keduanya.
Baca Juga: Apa Itu Lubang Hitam? Mengenal Lebih Dekat dengan Black Hole (Lubang Hitam)
Aspek yang paling mengesankan dari pendekatan holografik kuantum ini adalah bahwa fenomena interferensi terjadi meskipun foton tidak pernah berinteraksi satu sama lain dan dapat dipisahkan oleh jarak berapa pun – sebuah aspek yang disebut "non-lokalitas" – dan dimungkinkan oleh adanya keterikatan kuantum antara foton.
Jadi objek yang kita ukur dan pengukuran akhir bisa dilakukan di ujung planet yang berlawanan.
Di luar kepentingan mendasar ini, penggunaan keterjeratan alih-alih koherensi optik dalam sistem holografik memberikan keuntungan praktis seperti stabilitas yang lebih baik dan ketahanan terhadap kebisingan.
Ini karena keterjeratan kuantum adalah properti yang secara inheren sulit untuk diakses dan dikendalikan, dan oleh karena itu memiliki keuntungan untuk tidak terlalu sensitif terhadap penyimpangan eksternal.
Keuntungan ini berarti kita dapat menghasilkan gambar biologis dengan kualitas yang jauh lebih baik daripada yang diperoleh dengan teknik mikroskop saat ini.
Segera pendekatan holografik kuantum ini dapat digunakan untuk mengungkap struktur dan mekanisme biologis di dalam sel yang belum pernah diamati sebelumnya.***