Mana yang Lebih Aman? Vape Vs Rokok. Simak Penjelasannya!

- 22 Februari 2021, 15:10 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik
Ilustrasi vape atau rokok elektrik /PIXABAY/lindsayfox

Portal Bangka Belitung.com- Semua jenis memiliki efek samping dan risiko. Walaupun jenis rokok elektornik (vaping) belum diketahui sepenuhnya apa efek sampingnya jika digunakan dalam waktu yang panjang.

Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa vaping atau vape bukanlah alternatif yang aman untuk merokok.

Menurut American Heart Association (AHA) , banyak orang percaya bahwa vaping atau vape lebih aman daripada rokok, tetapi hal itu belum tentu benar.

Baca Juga: Aturan 6 Bulan Rekening Pasif Bank BJB

Dalam artikel yang dikutip Portalbangkabelitung.com dari Portaljogja.com, berikut risiko vaping vs merokok dan mempertimbangkan efek jangka panjang keduanya.

Menurut Johns Hopkins Medicine , vaping mungkin sedikit tidak berbahaya dibandingkan merokok.

Mereka mencatat bahwa seseorang yang merokok menghirup sekitar 7.000 bahan kimia, sedangkan vaping kemungkinan melibatkan jumlah bahan kimia yang lebih rendah.

Baca Juga: Pastikan Layanan Tetap Terjaga Selama Banjir, Telkom Kerahkan Tim untuk Berjaga

AHA mencatat bahwa cairan vaping mengandung lebih sedikit kontaminan daripada rokok. Namun, mereka juga menyatakan bahwa vaping tidak aman karena alasan berikut:

1.Rokok elektrik mengandung nikotin dalam dosis besar, zat yang diketahui dapat memperlambat perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja.

2.Cairan Vaping menghasilkan asap berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak jika mereka menelan, menghirupnya atau terkena kulit mereka.

Baca Juga: Harum Sepanjang Hari, Inilah 6 Makanan yang Harus Dikonsumsi agar Tubuh Selalu Harum. Simak Penjelasannya!

3.Vaping juga menghasilkan beberapa bahan kimia berbahaya, termasuk diacetyl, bahan kimia penyebab kanker, logam berat, dan senyawa organik yang mudah menguap.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) , pada awal 2020, ada total 2.807 rawat inap atau kematian akibat vaping.

Berdasarkan data CDC, merokok menyebabkan:

Baca Juga: RSV Helmet Luncurkan Helm Berstandar Eropa, SV500 Dibanderol Kurang Dari Rp1 Juta

1.kerusakan setiap organ di tubuh.

2.lebih dari 480.000 kematian setahun di Amerika Serikat karena merokok.

3.90% dari semua kematian akibat kanker paru-paru.

Baca Juga: Inggris Inginkan Penyelidikan Atas China, Akibat Dugaan Pelanggaran HAM

4.sekitar 80% kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

5.peningkatan risiko kematian.

6.peningkatan risiko berkembangnya penyakit jantung dan stroke.

Baca Juga: Ayo Sebelum Terlambat! Ubah Mindset dengan Life Hacks Berikut Mulai dari Sekarang, agar Harimu Lebih Produktif

Efek jangka panjang dari merokok

1.mengurangi jumlah sperma.

2.meningkatkan risiko keguguran atau cacat bawaan.

Baca Juga: Ribuan Bahasa Minor Diambang Kepunahan

3.meningkatkan risiko katarak.

4.merusak fungsi sistem kekebalan.

5.dapat menyebabkan kanker di hampir semua bagian tubuh, termasuk paru-paru, ginjal, dan perut.

Baca Juga: Trending Twitter Hari Ini, Hastag 'PDIP Juara Korupsi', Netizen Singgung Kasus Korupsi Bansos

6.memicu serangan asma.

7.menyebabkan penyumbatan pada vena dan arteri.

8.meningkatkan risiko stroke.

Baca Juga: Stories Pada Ponsel Android Tak Sejernih Ponsel iOS, Ternyata Ini Alasannya

Efek jangka panjang dari vaping

Menurut University of Iowa Vaping dapat menyebabkan.

1.merusak paru-paru.

Baca Juga: TNI AL Bekuk Lima Orang Pencuri di Atas Kapal Tongkang di Perairan Karang Banteng

2.melepaskan radikal bebas ke dalam tubuh, yang mendorong perkembangan kanker.

3.melemahkan sistem kekebalan.

4.menunda perkembangan otak pada janin, anak-anak, dan remaja.

Baca Juga: Agar Terhindar Dari Covid-19, Ini Cara Menggunakan Dan Melepas Masker Yang Benar

Beberapa orang juga melaporkan mengalami luka bakar saat mengisi ulang rokok elektrik karena baterai rusak yang menyebabkan ledakan.

Kesimpulannya beberapa orang percaya bahwa vaping adalah cara yang baik untuk berhenti merokok. Namun, Harvard Health Publishing menunjukkan bahwa Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujuinya.

Penelitian tersebut belum mengungkapkan apakah vaping adalah metode yang efektif untuk berhenti merokok, dilihat dari paparan diatas sudah terlihat bahwa memang keduanya membawa dampak yang buruk bagi tubuh.

Baca Juga: Agar Terhindar Dari Covid-19, Ini Cara Menggunakan Dan Melepas Masker Yang Benar

Sehingga solusi terbaiknya adalah berhenti merokok dan vaping. Lebih baik jalani pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang merusak kesehatan tubuh.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di media Portal Jogja degan judul artikel "Vape Vs Rokok Biasa Mana yang Lebih Aman? Simak Penjelasannya dari Johns Hopkins Medicine" Pada 21 Februari 2021*** (Portal Jogja/M. Ridho Asadul Haq)

Editor: Suhargo

Sumber: Portal Jogja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah