Hebohkan Netizen, Soal Jual Miras Membantu Tambah Kas Negara, Ini Faktanya!

2 Maret 2021, 03:37 WIB
Narasi hoaks - Benarkah Menjual Miras Hukumnya Boleh Jika Digunakan untuk Membantu Kas Negara? //Facebook Yunda

Portalbangkabelitung.Com- Akhir-akhir ini persoalan tentang jual miras di Indonesia menjadi isu terhangat hingga saat ini.

Isu ini sedang menjadi perbincangan hebat sehingga mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.

Tak disangka dengan isu ini, tersebar di media sosial dengan adanya yang mengeklaim bahwa menjual minuman keras (miras) hukumnya boleh jika digunakan untuk membantu kas negara.

Baca Juga: Lewat Pelatihan Di Program Kartu Prakerja, Bukalapak Coba Fasilitasi Masyarakat untuk Berkembang Bersama

Narasi tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Yunda pada 27 Februari melalui sebuah tangkapan layar artikel di media berita Kompas yang berjudul, "Jual Minuman Keras Hukumnya Boleh untuk Membantu Kas Negara".

Dalam foto tersebut juga diperlihatkan sosok Wakil Presiden, Ma'ruf Amin yang diketahui adalah orang yang mengucapkan pernyataan tersebut.

Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Portalbangka bellitung melalui Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax pada Senin, 1 Maret 2021, narasi yang mengeklaim menjual miras hukumnya boleh untuk membantu kas negara adalah keliru atau hoaks.

Baca Juga: Anggota Dewan Komisaris PT RPI Dicecar KPK

Adapun narasi yang dituliskan oleh akun Facebook Yunda adalah sebagai berikut:

"Aku pikir dengan terpilihnya seorang iyai jadi wapres akan membuat umat Islam tidak dibatasi , ulama dilindungi dan syariah Islam ditegakkan.. Ternyata aku salah."

Faktanya, tidak ditemukan satu pun artikel di Kompas yang memuat berita seperti narasi di atas.


udul pada artikel tersebut adalah hasil suntingan. Ditemukan artikel aslinya berjudul “Wapres Ma'ruf Amin Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Pagi Ini”, tayang di laman Kompas di waktu yang sama persis yakni 17 Februari 2021, pukul 8.34, selain itu gambar yang disertakan pada artikel juga sama persis.

Baca Juga: Mahasiswa Ini Sampaikan Manfaat Bantuan Kuota Gratis

Narasi tersebut diketahui viral di tengah pemberitaan mengenai Presiden Jokowi yang membuka izin investasi bagi perusahaan miras.

Sebelumnya Presiden Jokowi telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

Dalam salinan Perpres yang ditetapkan pada 2 Februari 2021 tersebut juga mengatur penanaman modal untuk minuman beralkohol.

Walaupun MUI hingga saat ini belum mengeluarkan fatwa resmi soal legalisasi bisnis miras tersebut.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim Jelaskan Cara Penerima Bantuan Kuota Data Internet


Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Didin Hafidhuddin mengucapkan kesedihannya terkait hal tersebut.

Menurutnya, dampak legalisasi miras di Tanah Air akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hilangnya kesadaran yang kemudian menjadi sebuah peluang untuk melakukan kejahatan.

“Sebagai Kaum Muslimin kita menyesali dengan keadaan ini. Padahal miras itu sumber utama dari kejahatan,” kata Didin.

Baca Juga: Simak Cara Klaim Token Gratis Maret 2021


“Dengan miras akan hilang kesadaran dan kalau hilang kesadaran akan melakukan apa saja, gelap mata, dan hatinya dan dia akan menghalalkan segala cara,” sambungnya.

Didin kemudian menerangkan soal larangan minuman keras yang sudah dijelaskan dalam kitab suci Alquran surat Al Maidah ayat 90-91:

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."

"Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?"

Baca Juga: Wah, Ternyata Ini Fungsi Nyata Kartu Pra Kerja!

Didin pun meminta kepada pemerintah agar tidak membuka pintu untuk investasi miras, karena hal tersebut menurutnya sama saja dengan sengaja menghancurkan bangsa sendiri.

Sementara itu, menurut sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di Makkah saat penaklukan kota Makkah,

Baca Juga: Meski Belum Serentak, Peserta Lolos Kartu Pra Kerja Mulai Diumumkan

“Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli lemak bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal perahu, meminyaki kulit, dan dijadikan minyak untuk penerangan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh! Jual beli lemak bangkai itu haram.” Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya, tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut, kemudian mereka memakan hasil penjualannya.” (HR. Bukhari no. 2236 dan Muslim, no. 4132).


Hadits di atas menunjukkan haramnya jual beli khamar begitu pula diharamkan memproduksi dan mengonsumsinya karena kerusakan yang banyak serta dapat merusak akal.

Menurut jumhur ulama, khamar juga najis. Namun Ash Shon’ani dalam Subulus Salam (5: 10) menyatakan bahwa khamar tidaklah najis. Jadi, kita katakan bahwa khamar dilarang diperjual-belikan karena haramnya.

Baca Juga: Masyarakat Bisa Terima BST Tanpa Kartu Indonesia Sehat

Sebagaimana artikel ini sebelumnya terbit di Pikiran Rakyat Bekasi dengan Judul "Cek Fakta: Benarkah Jual Miras Hukumnya Boleh Jika Digunakan untuk Bantu Kas Negara? Ini Faktanya" yang tayang pada 1 Maret 2021.

Oleh karena itu narasi yang mengeklaim menjual miras hukumnya boleh jika digunakan untuk membantu kas negara adalah keliru atau hoaks.*** (PR Bekasi/Ghiffary Zaka)

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler